Jakarta (ANTARA News) - "Dulu, orang jarang lihat prakiraan cuaca tapi sekarang mereka tiap hari memantau prakiraan cuaca. Informasi cuaca semakin diperhatikan oleh masyarakat kita," kata Sekjen Komite Akreditasi Nasional (KAN) Dr Sunarya, di Jakarta, Rabu.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara penyerahan Sertifikat Akreditasi untuk Pusat Sistem Instrumentasi dan Kalibrasi (Pusinkal) BMG yang telah secara konsisten mengimplementasikan ISO/IEC 17025:2005 - sebuah standar internasional untuk laboratorium meteorologi.
Sunarya menjelaskan, saat ini di negara berkembang seperti Indonesia, orang sudah mulai seperti penduduk di negara maju, mereka mulai memperhatikan prakiraan cuaca.
"Prakiraan cuaca membutuhkan data yang akurat, itu sebabnya pada tahun 2002 dicapai nota kesepahaman antara Badan Meteorologi Dunia dengan Badan Akreditasi Internasional tentang standar meteorologi internasional," katanya.
Beberapa laboratorium meteorologi pun kemudian diuji akreditasinya demi mencapai akurasi data yang sesuai dengan standar internasional yakni ISO/IEC-17025:2005, tambah Sunarya.
Di Indonesia, sebagai badan yang bertanggungjawab terhadap penyebaran informasi tentang cuaca dan iklim, BMG mendapat sertifikat akreditasi untuk laboratorium meteorologi.
"Dengan akreditasi ini, BMG dapat melakukan kalibrasi instrumen alat-alat pengukur analisa cuaca, seperti suhu, kelembaban, tekanan, arah dan kecepatan angin," kata Kepala BMG, Sri Woro Budiati Harijono.
Menurut Sri Woro, selama ini prakiraan cuaca yang dilansir oleh BMG kadang kurang tepat akibat keterbatasan peralatan.
"Untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca yang tepat, BMG harus mendapat data yang diolah secara benar, dan data yang tepat hanya bisa didapat bila alat-alat pendeteksinya bagus," kata Sri Woro.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008