Jakarta (ANTARA) - Museum Basoeki Abdullah di Cilandak, Jakarta Selatan, menggelar lomba seni skala Asia Tenggara bertajuk “Basoeki Abdullah Art Award 2019”.
“Lomba ini diselenggarakan tiap tiga tahun sekali, tahun-tahun sebelumnya hanya berskala nasional, namun tahun 2019 ini berskala Internasional,” kata Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah saat ditemui ANTARA di kantornya, Kamis.
Basoeki Abdullah Award 2019 dibuka untuk warga negara Indonesia (WNI) dan asing (WNA) di Asia Tenggara berusia 17 hingga 30 tahun dengan hadiah total Rp125 juta untuk lima karya terbaik.
Tema Basoeki Abdullah Art Award tahun ini adalah re-mitologisasi, yakni seperti yang mengungkap ekspresi dari karya-karya lukisan mitologi Basoeki Abdullah seperti Djoko Tarub, Nyi Roro Kidul, Dewi Sri serta dunia perwayangan.
Karya yang akan menjadi penilaian tidak hanya berbentuk lukisan, namun juga karya dua dimensi lain, videografi berdurasi 10 menit, dan instalasi.
“Kami sering mengadakan lomba termasuk Basoeki Art Award ini agar bagaimana caranya menarik generasi 2000-an juga supaya mereka mencintai museumnya,” kata Maeva.
Baca juga: "The Touch of Love" ungkap pengalaman interaksi batin perempuan dengan lingkungannya
Baca juga: 154 karya seni seniman lima negara dilelang di Jakarta
Baca juga: Lukisan Basoeki Abdullah dipamerkan di Malaysia
Maeva juga mengatakan, lomba ini sebagai bentuk penghargaan kepada mendiang Basoeki Abdullah, seorang maestro pelukis Indonesia yang dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis.
Museum Basoeki Abdullah merupakan bekas rumah Basoeki Abdullah, berisi karya dan koleksi pribadinya seperti lukisan, patung, topeng, wayang dan senjata.
“Diharapkan kompetisi ini sebagai ajang perupa Indonesia juga mancanegara,” ujar Maeva.
Untuk pengumpulan karya paling lambat 12 Juli 2019 dan dikirimkan berbentuk “soft file” ke alamat surat elektronik basoekiabdullahartaward@gmail.com
Untuk informasi lebih lengkap mengenai lomba, tertera pada beragam media sosial serta laman resmi museum (www.museumbasoekiabdullah.or.id).
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019