"Wilayah Sulbar dinyatakan telah memasuki musim kemarau pada awal bulan Mei tahun 2019," kata Prakirawan stasiun Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Majene, Setiawan SR, di Mamuju, Kamis.
Ia mengatakan, secara umum kemarau akan berlangsung oktober 2019, dan kemarau diakibatkan didominasi angin timur yang berasal dari benua Australia.
Menurut dia, suhu kemarau di Sulbar berkisar antara 24 sampai 31 derajat celcius. "Kemaraunya di Sulbar diprediksi akan berlangsung normal dan meskipun akan ada indikasi Elnino, tapi diprediksi lemah," katanya.
Setiawan mengatakan, hujan terjadi di wilayah Sulbar sudah terjadi setiap 10 hari. Itu artinya intentitas hujan menurun karena memasuki musim kemarau.
Ia meminta, petani di Sulbar mewaspadai ancaman musim kemarau yang terjadi ini dengan menyiapkan segala bentuk antisipasi agar tanaman padi dan palawija tidak terancam kekeringan yang bisa membuat petani menjadi merugi.
"Petani harus mewaspadai ancaman kemarau jangan sampai petani mengalami gagal panen karena tanaman padi mereka kekurangan air, mulai saat ini semuanya harus diantisipasi," katanya.*
Baca juga: Kekeringan di NTB semakin meluas
Baca juga: Hujan di Jatim akibat suhu muka laut menghangat
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019