Masyarakat diimbau agar waspada pada peningkatan potensi kebakaranSidoarjo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda menyatakan jika hujan yang terjadi di wilayah Surabaya dan sebagian wilayah Jawa Timur hari ini disebabkan naiknya suhu muka laut atau menghangatnya air laut.
Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto di Sidoarjo, Kamis mengatakan, dalam dua hari ini terpantau ada pertumbuhan awan dan hujan di beberapa daerah.
"Dari pantauan dan analisa kami, hal ini disebabkan karena suhu muka laut yang relatif hangat di Selat Madura dan juga di perairan utara Jatim," katanya.
Sehingga, kata dia, kondisi seperti ini mendukung pembentukan massa uap air yang begitu banyak, hal ini dibuktikan dengan terbentuknya banyak awan akibat peristiwa ini.
"Kemudian juga didukung dengan tingkat labilitas atmosfer yang cukup kuat menyebabkan meningkatnya potensi hujan di beberapa wilayah Jatim," ucapnya.
Menurutnya, hujan diperkirakan masih berpotensi untuk dua sampai tiga hari ke depan.
Secara umum, kata dia, Jawa Timur sudah memasuki musim kemarau, sehingga masyarakat diimbau untuk lebih mewaspadai terjadinya potensi kekeringan ekstrem.
"Masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah berupa kelangkaan air bersih, dan peningkatan potensi kebakaran," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya seperti BPBD untuk memantau dan memberikan informasi dini kepada masyarakat supaya bisa lebih berhati-hati menghadapi perubahan musim.
"Kami juga berkoordinasi dengan pihak Bandara Internasional Juanda Surabaya untuk memberikan informasi terbaru sebelum pesawat tersebut terbang menuju tempat tujuan," katanya.
Baca juga: BMKG: Sejumlah wilayah Jatim berpotensi terjadi kekeringan ekstrim
Baca juga: BPPT siapkan tiga skenario modifikasi cuaca atasi polusi udara Jakarta
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019