Sydney (ANTARA News) - Presiden Timor Timur, Jose Ramos-Horta, kemungkinan telah sadar dari komanya akhir pekan ini, sesudah menjalani bedah kelimanya sejak ditembak, kata jurubicaranya pada Senin. Penerima Nobel Perdamaian itu membuat kemajuan mantap di rumahsakit Kerajaan Darwin, tempat dia diterbangkan sesudah upaya pembunuhan atas dirinya di luar rumahnya di Dili pekan lalu, kata jurubicara Luke Gosling. Ramos-Horta secara singkat sadar pekan lalu setelah dokter meringankan kadar pengobatannya, tapi dokter membutuskan membiusnya lagi, katanya. "Dia benar-benar perlu beristirahat secara mutlak," kata Gosling kepada kantor berita Prancis AFP. "Keputusan itu dibuat akibat dia akan menjalani pembedahan lagi. Oleh sebab itu, keputusan dibuat untuk meneruskan dia memakai alat bantu pernapasan dan bius," katanya. Gosling mengatakan pembedahan pada Selasa akan menjadi satu dari yang terakhir dihadapi presiden itu sesudah empat pembedahan untuk memperbaiki dan membersihkan kerusakan akibat sedikit-dikitnya dua luka tembak di punggung dan dadanya. Ia menyatakan petugas kesehatan, yang mengobati presiden itu, akan menilai kembali keperluan untuk bius lagi setelah pembedahan pada Selasa. "Itu keputusan, yang akan mereka buat, saat mereka melihat tanggapannya atas pembedahan itu dan bagaimana ia mengikutinya," katanya. "Mereka akan membuat keputusan tentang itu menjelang ahir pekan ini," katanya. Kelompok dokter bedah rumahsakit Kerajaan Darwin (RDH) pekan lalu membedahnya untuk memastikan berapa kali Ramos-Horta ditembak penyerangnya pada dinihari awal pekan lalu itu. Dokter Phil Carson dikutip jaringan berita Australia ABC mengatakan, bedah itu memperjelas bahwa Ramos-Horta ditembak dua kali dari belakang, yakni sekali di bagian dada atas dan sekali lagi di bagian perut. Pembedahan itu juga mendapati lubang luka ketiga, yang berasal dari salah satu dari dua peluru itu, katanya. Keadaan kepala negara Timor Timur itu, yang ditembak dalam serangan kelompok gerilyawan pimpinan Alfredo Reinado ke kediamannya di Dili, gawat, tapi tenang, kata Carson. Ia mengatakan terus memantau keadaan Ramos-Horta secara seksama dalam beberapa hari mendatang dan kemungkinan pembedahan terhadapnya tetap ada. Dalam penjelasan sebelumnya, pejabat kesehatan RDH dokter Len Notaras menduga Ramos-Horta memunyai tiga luka tembak di tubuhnya. Notaras mengatakan, pecahan peluru itu sudah dikeluarkan dari tubuhnya, kemudian diserahkan ke polisi negara Australia. Perdana Menteri Australia Kevin Rudd pada ahir pekan lalu mengunjungi Ramos-Horta di rumahsakit di Darwin. Dalam perjalanan pulang ke Canberra dari kunjungan singkatnya ke Dili, Rudd menyempatkan diri menjenguk pemimpin Timor Timur itu, yang dalam pemulihan di kota wilayah utara Australia tersebut. Rudd, dalam kunjungan setengah hari ke Dili itu, berikrar bahwa tentaranya akan tetap di Timor Timur selama diperlukan, menyusul usaha pembunuhan terhadap Ramos-Horta dan Presiden Xanana Gusmao. Kelompok bersenjata juga menyasar rumah Perdana Menteri Xanana Gusmao dalam serangan tergalang, yang memicu keadaan darurat di Timor Timur, tempat pasukan asing masih meronda sesudah ditugaskan di tengah kerusuhan pada 2006. Xanana pada hari berikutnya menyatakan keadaan darurat di seluruh negeri setelah penembakan tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2008