New York (ANTARA News) - Harga minyak di New York meroket menuju rekor baru 100,10 dolar AS per barel, Selasa karena kekhawatiran mengenai pasokan. Harga minyak jenis ringan melebihi rekor yang tercipta pada Januari sebesar 100,09 dolar per barel. Pasar terus bergerak karena munculnya spekulasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang memasok sekitar 40 persen produksi dunia akakn menurunkan produksi dalam pertemuan organisasi tersebut 5 Maret mendatang di Vienna, kata analis. Faktor lain yang juga turut mendorong kenaikan harga adalan sengketa antara Venezuela dan ExxonMobil mengenai aset nasionalisasi perusahaan minyak raksasa itu. "Harga berjangka minyak melonjak lebih tinggi karena secara teknikal dalam posisi beli terkait dengan masih berlangsungnya sengketa antara Venezueladan ExxonMobil dan spekulasi yang muncul dari langkah pertemuan OPEC Maret mendatang," kata analis Sucden, Nimit Khamar. "Ada bukti yang jelas bahwa spekulasi akan kembali melanda pasar minyak." Iran menolak perintah OPEC akan memangkas produksi bulan depan. Awal bulan ini, OPEC meninggalkan produksi resmi harian sebesar 29,67 juta barel minyak. Patokan kontrak terakhir di New York yang sebelumnya menyentuh rekor 100,09 terjadi pada 3 Januari karena kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan dan melemahnya mata uang AS. OPEC membekukan level produksi minyak pda Desember, menolak seruan untuk meningkatkan produksi guna membantu menurunkan harga yang mengancam membenamkan pertumbuhan ekonomi dunia, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008