Tokyo (ANTARA News) - Dubes RI untuk Republik Islam Iran yang baru, Iwan Wiranata-Atmadja, mengakui dirinya mendapat pengawalan khusus selama bertugas di negara yang kini mendapat sorotan internasional akibat program nuklirnya itu.
Hal tersebut dikemukakan Iwan Wiranata Atmadja dalam acara perpisahannya dengan para jajaran dan keluarga besar KBRI Tokyo, Selasa malam.
Iwan Wiranata-Atmadja sebelum dilantik menjadi Dubes RI untuk Iran adalah wakil Dubes RI untuk Jepang selama dua tahun.
Hal itu dikemukakan Iwan Wiranata-Atmadja saat menyebutkan dirinya akan membawa empat orang staf yang akan mendampinginya selama bertugas di negara para Mullah itu.
"Bersama ini pula saya mohon pamit dan maaf bagi seluruh staf. Mohon doa juga agar selama bertugas di Iran bisa melaksanakan kepercayaan sebagai duta besar ini dengan sebaik-baiknya," kata Iwan lagi.
Di hadapan Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar, mantan Direktur Politik Deplu itu terang-terangan akan meniru sebagian gaya kepemimpinan Jusuf Anwar yang disebutnya sebagai "Sersan", serius tetapi santai.
"Saya itu orangnya kaku, namun saya banyak belajar dari gaya kepemimpinan Pak Dubes. Gaya kepemimpinan Sersan ini ternyata bisa membawa ketenangan bagi para staf dalam melaksanakan tugas," kata Iwan yang disambut tawa hadirin.
Sementara itu, dalam sambutannya Dubes Jusuf Anwar mengatakan, penunjukkan Wakil Dubes di Jepang sebagai seorang dubes kembali memperlihatkan bahwa alumni Tokyo memang merupakan tempat untuk mencari diplomat-diplomat berkualitas untuk mengemban jabatan duta besar.
"Tokyo telah menjadi tempat yang kembali membuktikan bahwa pos di Jepang merupakan tempat yang baik dalam menggembeleng diplomat-diplomat unggulan," kata Jusuf Anwar.
Mantan menteri keuangan itu pun berpesan bahwa pemulihan citra Indonesia dan menjaga agar hubungan Iran - Indonesia tetap mesra bukanlah tugas yang ringan di tengah dinamika global yang bisa membuat hubungan kedua negara naik-turun.
Tidak Puas
Hubungan Indonesia-Iran selama ini memang berjalan baik, namun sikap Indonesia yang tidak mendukung program nuklir Iran di Dewan Keamanan PBB sempat mengecewakan para pemimpin Iran.
Menlu Hassan Wirajuda sendiri mengakui hal itu di kalangan para pemimpin redaksi Indonesia beberapa waktu lalu, sehingga membuat penugasan Dubes RI untuk Iran menjadi tidak ringan.
Apalagi Dubes Iran untuk Indonesia Behrooz Kamalvandi, pernah mengungkapkan bahwa hubungan kedua negara memang perlu ditingkatkan lebih maksimal lagi.
Behrooz bahkan menyatakan ketidakpuasannya atas hubungan dua negara yang menurutnya memiliki banyak potensi besar yang bisa digarap untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan masa depan Iran dan Indonesia.
Ia pun mencotohnya sektor perdagangan yang bisa menjadi titik awal peningkatan kerjasama kedua negara.
Menurut Dubes Iran itu, ada tiga hambatan utama dalam hubungan perdagangan RI-Iran. Pertama, rakyat di masing-masing negara tidak banyak mengetahui potensi yang dimiliki mitranya. Kedua, ketiadaan instrumen perbankan yang bisa membantu mendorong perdagangan kedua negara.
"Yang ketiga, belum memadainya hubungan transportasi langsung antara Indonesia dan Iran, yang juga akan sangat membantu apabila segera tersedia. Tugas kedua negaralah untuk segera mengatasi hambatan-hambatan itu," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008