Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore melemah dibayangi sentimen global.
Rupiah melemah 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp14.135 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.120 per dolar AS.
"Dalam perdagangan hari ini rupiah ditutup melemah akibat sentimen global yang kuat," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.
Semalam, dalam kicauanya Presiden AS Donald Trump menuduh China dan Eropa memainkan "permainan manipulasi mata uang besar.
Perang kata-kata ini ikut memanaskan tensi antara AS-China dan Eropa yang mengakibatkan ekonomi global kembali jadi sorotan utama.
Selain itu, akhir pekan ini, akan dirilis data penciptaan lapangan kerja dan angka pengangguran Negeri Paman Sam periode Juni 2019.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan penciptaan lapangan kerja pada Juni sebanyak 160.000, naik lebih dari dua kali lipat ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 75.000.
"Memang benar perekonomian AS melambat, sehingga butuh stimulus berupa penurunan suku bunga acuan. Namun dengan kondisi ketenagakerjaan yang belum terlalu terpuruk, sepertinya penurunan Federal Funds Rate tidak perlu terlalu drastis," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.115 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.104 per dolar AS hingga Rp14.137 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.106 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.117 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019