Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan penerbangan nasional, Lion Air, Selasa sore telah menandatangani kontrak pembelian 56 pesawat jenis Boeing 737 900 ER senilai 4,4 miliar dolar AS setara Rp40 triliun.
Penandatangan kontrak pembelian Boeing itu, kata Presiden Direktur PT Lion Air, Rusdi Kirana, di Singapura, Selasa, sebagai upaya meremajakan pesawat yang sudah ada, dan menambah jumlah armada. "Kita saat ini sudah mempunyai 178 unit pesawat yang siap untuk dioperasikan ke wilayah dalam negeri maupun internasional," katanya.
Penandatangan kontrak tersebut, ditandatangani Dirut Lion Air, Rusdi Kirana dengan Wakil Direktur Bidang Pemasaran Boeing, Denesh Keskar.
Hadir dalam penandatangan itu, Menteri Perhubungan RI, Jusman Safii dan Direkur Jenderal Perhubungan Udara, Budi Suyitno, serta Komisaris Lion Air, Usman Sapta.
Pada kesempatan itu, Lion Air juga menghadiri Air Show, Singapura 2008.
Rudi Kirana mengatakan, pihaknya sangat komit untuk menerbangkan pesawat yang cukup efisien, dan harga terjangkau masyarakat tanpa mengabaikan aspek keselamatan penumpang.
"Jenis pesawat yang kita pesan itu, dikembangkan dengan teknologi tinggi, sebagai kelanjutan dari Boieng 737 900 ER yang sudah datang terlebih dahulu pada tahun 2005," katanya.
Mengapa Lion memilih jenis Boeing, ia mengatakan jenis pesawat itu mempunyai jarak jelajah 5.900 kilometer dengan kapasitas lebih dari 200 penumpang dan dinilai banyak pihak dalam operasionalnya lebih rendah enam persen dari jenis pesawat lainnya.
Ia juga mengatakan, dalam pembiayaan, Lion Air tidak ada masalah karena banyak bank di Eropa, seperti Bank di Perancis dan Jerman siap untuk membiayai pembelian itu.
"Pembiayaan itu sepenuhnya dari bank asing, karena jika bank nasional, nilainya cukup tinggi sehingga jarang yang berani melakukan pembiayaan sebesar itu," katanya.
Pada kesempatan itu, Rudi Kirana juga mengatakan setelah sukses mengembangkan industri di dalam negeri, pihaknya akan mengembangkan usaha penerbangan di luar negeri.
Meskipun Lion Air sebagai pendatang baru di pasar internasional, pihaknya tetap optimis akan dapat merebut pasar. "Kita sudah biasa bekerja efisien, sehingga akan berpengaruh pada harga tiket," katanya, seraya menambahkan, masyarakat tetap akan memilih harga tiket yang murah dengan kualitas pelayanan tinggi.
Ia juga menegaskan pihaknya kini sedang merintis pendirian perusahaan penerbangan baru di Malaysia pada pertengahan tahun ini.
"Ini adalah bentuk komitmen ekspansi Lion dalam rangka menghadapi `open sky ASEAN` yang dimulai 2010. Pada tahap awal, kami pilih Langkawi, Malaysia sebagai `hub`(pengumpul)," kata Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana saat dihubungi, akhir pekan lalu di Jakarta.
Untuk kepentingan itu, kata Rusdi, dirinya telah diundang Menteri Besar Kedah, YB Dato` Seri Mahdzir B Khalid dan mereka menyambut positif rencana itu yang juga bertepatan dengan perhelatan kepariwisataan Langkawi.
Mereka, kata Rusdi, berharap Lion dengan partner lokalnya dapat menjadi ikon bagi Langkawi.
Rusdi melanjutkan, pihaknya akan mempergunakan pesawat jenis Boeing 737-900ER untuk dioperasikan di wilayah itu baik untuk domestik maupun internasional.
"Bila rencana ini dapat terlaksana, harapan kami dapat juga dikembangkan di Thailand dan Australia," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008