"Ada lima hal yang dapat membuat suatu wilayah itu maju dan mampu mengejar ketertinggalannya jika dilihat secara politik, salah satunya adalah pemimpin yang visioner dan mengayomi rakyatnya. Seorang yang menjadi pemimpin harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada rakyat yang dipimpinnya," ujarnya saat dikonfirmasi terkait suksesi pemimpin jelang pilkada di Mataram, Kamis.
Baca juga: Gubernur NTB: jangan ada intimidasi di Pilkada
Wira menilai dalam kontestasi Pilkada serentak 2020 di NTB, khususnya di Pilkada Kota Mataram. Empat hal lain yang perlu dilihat, selain pemimpin yang visioner dan mengayomi rakyatnya, yakni rakyat yang patuh kepada pemimpinnya.
Masyarakat di Mataram kendati merupakan ibu kota Provinsi NTB, namun umumnya mereka patuh pada pemimpin. Sehingga, tidak sulit untuk diajak bergerak membangun daerahnya.
"Rakyat Mataram itu butuh sosok pemimpin yang bisa menjadi panutan. Artinya, mereka yang mau bekerja ikhlas dan mengesempingkan kepentingan keluarga maupun golongannya," kata Wira menegaskan.
Baca juga: Demokrat siap usung tokoh muda Pilkada Mataram
Menurut Wira, dari sisi geografis letak Mataram sangat strategis, karena menjadi daerah perlintasan perdagangan dari Provinsi Bali melalui Pelabuhan Lembar-Padang Bai ke NTT melalui pintu Pelabuhan Sape di Bima dan sebaliknya.
Selain itu, kriteria pemimpin, kata Wira, wilayah atau daerah tersebut harus dibangun oleh orang-orang berbakat yang bisa menjadi pandu perjuangan dan manggalakkan pembangunan.
"Di Mataram juga memiliki banyak media massa yang bisa dijadikan mitra untuk menyebarluaskan program-program pembangunan," kata Wira.
Menurut Wira, secara ekonomi perlu menjaga pertumbuhan ekonomi, inklusivitas, dan mempersempit kesenjangan sosial agar tidak terlalu lebar. Selanjutnya, tut wuri handayani juga perlu diamalkan.
"Terakhir, menciptakan pembangunan yang berkualitas. Bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan manusia. Sehingga lahir sumberdaya manusia yang unggul dari Kota Mataram," katanya.
Lebih lanjut, menurut dia, dengan masyarakat Mataram yang heterogen, sudah sepatutnya arah pembangunan yang dilakukan ke depan memfokuskan pada sisi pelayanan. Hal ini penting agar dikotomi suku dan agama tertentu jangan lagi ada pada era digital saat ini.
"Saya lihat banyak yang kurang soal pelayanan publik. Oleh karena itu, pekerjaan rumah ke depan itu adalah bagaimana seorang calon wali kota mampu menghadirkan pelayanan publik yang prima," ucap Wira.
"Pokoknya, figur kepala daerah di Mataram itu harus punya target kerja, jangan banyak di pendopo. Tapi dia harus banyak berada di tengah masyarakatnya, sehingga persoalan di Mataram, mulai sampah, banjir, berkurangnya lahan-lahan pertanian akan bisa diurai dan dituntaskan," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019