Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menilai gedung-gedung di Jakarta belum ada yang menerapkan konsep "green building" atau gedung yang ramah lingkungan dan menghemat energi. "Perasaan gak ada (gedung yang ramah lingkungan). Semuanya masih serba boros. Orang Indonesia itu nomor satu soal boros," kata Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo, di Balaikota, Jakarta, Selasa. Foke menyadari bahwa Jakarta telah tertinggal dari kota-kota lain di dunia dalam penerapan konsep gedung ramah lingkungan tersebut, namun ia menyebut belum terbentuknya budaya hemat adalah satu penyebab utama. "`Green` (hijau) ini bukan gedungnya semata-mata berwarna hijau, tapi `enviromental friendly` (ramah lingkungan). Penggunaan energinya juga efisien. Kita kan gak bisa ngomongin itu. Coba saja tanya orang Indonesia mereka pasti tanya, `green building apa itu, apa gedungnya mau ditanami, mau dicat hijau?` Akhirnya semua atapnya pake cat hijau," papar Foke. Jakarta disebutnya harus belajar dari kota lain tentang konsep gedung ramah lingkungan ini, seperti misalnya di Singapura yang telah memulai sejak dua tahun lalu. "Singapura sudah memulai dua tahun yang lalu. Tidak dengan langsung membangun, tapi dengan melakukan pendekatan-pendekatan, (sehingga) aekarang Singapura sudah masuk ke tahapan konkrit, membangun `green building`," katanya. Pemahaman mengenai gedung ramah lingkungan itu adalah satu hal yang dinilai perlu untuk ditanamkan dan perlu waktu. Orang Indonesia, dinilai Foke masih mengutamakan penghematan biaya dalam pembangunan gedung sehingga belum memikirkan mengenai konsep ramah lingkungan tersebut. "Apalagi kalau sudah menyangkut `cost efisiensi`, itu yang menjadi perhatian orang. Kadang-kadang orang suka mengambil jalan pintas di sini, jadi gak mikir, pakai kaca yang bagaimana agar bisa menghemat energi. Jadi dia pakai kaca asal saja, kalau kontraktornya bilang kaca ini yang bagus Pak, dia pakai, padahal sebagai pemilik gedung, dia harusnya lebih peduli dengan itu," ujarnya. Dia membandingkan dengan Singapura yang kesadaran penduduknya sudah sangat tinggi sehingga pembangunan gedung didampingi oleh lembaga konsumen yang berperan aktif membantu pemilik gedung untuk memilih material bangunan yang "hijau". Jakarta dinilai Foke belum siap dan masih akan membutuhkan waktu untuk melakukan sosialisasi dan menumbuhkan pemahaman masyarakat. "Kita kan berhadapan dengan orang yang budayanya masih rendah tentang budaya hemat. Budaya ramah lingkungan ini harus ditanamkan," katanya. Lebih jauh, Foke membandingkan penghematan itu dengan penghematan dalam mode transportasi. "Kalau secara luas misalnya tidak usah beli mobil kalau tidak perlu-perlu benar. Kan bisa naik taksi atau naik kendaraan umum. Tapi tidak ada budaya seperti itu," ujar Foke.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008