Gaza, (ANTARA News) - Delegasi yang mencakup tiga pemimpin kelompok HAMAS meninggalkan Jalur Gaza pada hari Jumat untuk berunding di Kairo mengenai usulan gencatan senjata, demikian diumumkan kelompok tersebut.
Mereka mencakup pemimpin politik Jamal Abu Hashem, ketua parlemen Salah al-Bardaweel dan pejabat Hamas Ayman Taha.
HAMAS tidak menyebutkan bagaimana delegasi itu berhasil menyeberangi perbatasan, yang dibom gencar selama 14 hari ini oleh pasukan Israel.
Mussa Abu Marzuk, deputi pemimpin HAMAS, mengatakan delegasi itu akan meminta klarifikasi mengenai rencana tiga poin yang diumumkan Presiden Mesir Hosni Mubarak pada hari Selasa.
"Banyak pertanyaan dan perlu klarifikasi," kata Abu Marzouk, yang bermarkas di Damaskus.
Rencana tiga poin itu menetapkan gencatan senjata untuk memungkinkan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza, pertemuan darurat dengan para pejabat Palestina dan Israel, serta dimulainya lagi perundingan rekonsiliasi Palestina.
Satu delegasi HAMAS dari Suriah bertemu dengan kepala intelijen Mesir Omar Sulaiman pada Selasa, namun perundingan Sabtu di Kairo akan menjadi pertemuan pertama yang dihadiri utusan Gaza sejak Israel memulai ofensif dua pekan terhadap wilayah tersebut.
Abu Marzuq juga menolak mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB yang dikeluarkan Kamis yang menetapkan gencatan senjata dengan alasan Hamas tidak diajak berunding.
"HAMAS tidak memiliki komentar mengenai resolisi itu, karena mereka tidak diminta menyetujui atau menolaknya," katanya.
Kekerasan di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
Ehud Olmert yang akan mengakhiri tugas sebagai PM Israel telah memperingatkan mengenai konfrontasi yang akan segera terjadi dengan Hamas meski gencatan senjata yang ditengahi Mesir diberlakukan pada 19 Juni.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009