Kalau menyangkut pemindahan belum pernah diajak bicara. Siapa nanti yang beli tanahnya, Pemda atau AP II belum pernah dibicarakan
Pekanbaru (ANTARA) - PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim II merasa keberatan dengan rencana Gubernur Riau yang akan memindahkan bandara tersebut dari Kota Pekanbaru.
“Sekarang coba kejar mau bikin bandara apakah sudah pernah masuk kajian atau belum. Bikin bandara tidak seperti bangun terminal bus dan pelabuhan laut,” kata Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Jaya Tahoma Sirait kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Jaya mengatakan hal tersebut menanggapi pernyataan Gubernur Riau Syamsuar yang mengatakan akan memindahkan bandara dari Pekanbaru, ketika melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi di Jakarta Pusat, Selasa (2/7).
Ia mengatakan sudah mengetahui rencana Gubernur Riau untuk pemindahan Bandara dari Pekanbaru sejak awal tahun 2019 ini dari pemberitaan media lokal. Namun, ia mengatakan hingga kini Angkasa Pura II (AP II) merasa tidak pernah dilibatkan dan diajak membahas dalam rencana pemindahan Bandara Pekanbaru tersebut.
“Kalau menyangkut pemindahan belum pernah diajak bicara. Siapa nanti yang beli tanahnya, Pemda atau AP II belum pernah dibicarakan,” kata Jaya yang pada awal Juli ini akan bertugas di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
Baca juga: AP II bentuk tim khusus pantau maskapai turunkan harga tiket pesawat
Ia mengatakan seharusnya Pemprov Riau memperhatikan berbagai aspek dari pemangku kebijakan yang terkait dengan penerbangan sebelum mengutarakan rencana itu. Seharusnya rencana itu mempertimbangkan kondisi AP II yang sudah menggelontorkan dana investasi sangat besar untuk pembangunan Bandara Pekanbaru.
Sekarang ini AP II sudah mengucurkan sekitar Rp200 miliar untuk perluasan terminal keberangkatan. “Sebelumnya kami juga investasi Rp700 miliar. Jadi kurang lebih sudah Rp900 miliar. Itu kan harus dipertimbangkan kapan balik modalnya, titik impasnya,” kata Jaya.
Selain itu, jika ingin memindahkan Bandara maka lokasi baru harus memenuhi standar keamanan penerbangan. Area Bandara idealnya arah angin dominan di dua arah.
“Jangan sekadar lahan kosong ya nanti anginnya besok dari utara selatan barat timur, gonta-ganti ya mana bisa. Artinya, apakah sudah diperhatikan aspek keselamatan penerbangan cuaca dan arah anginnya,” kata Jaya.
Baca juga: Lebih 10 ribu penumpang pada puncak arus balik di Bandara Pekanbaru
Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi di Jakarta Pusat, Selasa, untuk membahas empat proyek infrastruktur strategis di Provinsi Riau. Empat proyek infrastruktur itu meliputi rencana pembuatan rel kereta api, pembangunan kapal penyebrangan RoRo dari pelabuhan Kota Dumai tujuan Malaka di Malaysia, peningkatan landas pacu Bandara Pinang Kampai Dumai, dan rencana relokasi Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Mengenai rencana relokasi Bandara SSK II dari Pekanbaru, Syamsuar menilai bisa meningkatkan perekonomian di daerah. Apalagi volume orang yang berangkat dan berkunjung ke Riau terus mengalami peningkatan, tentunya diperlukan bandara baru.
"Pembangunan bandara baru ini juga bagian pengembangan masa depan transportasi di Riau. Pembangunan bandara ini juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sudah banyak provinsi di Indonesia yang punya bandara baru, Riau juga ingin punya bandara baru," ucap Syamsuar.
Baca juga: Penumpang Bandara Pekanbaru libur Lebaran turun 32 persen
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019