Semarang (ANTARA News) - Curah hujan tinggi sejak Senin (18/2) malam hingga Selasa (19/2) di wilayah kota Semarang dan sekitarnya telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah di ibukota Provinsi Jawa Tengah ini. Berdasarkan pantauan, Selasa, sejumlah titik banjir antara lain di kawasan Semarang Utara, Genuk, dan Tlogosari, sedangkan tanah longsor terjadi di Lampersari, Randusari, dan Ngemplak Simongan. Banjir juga terjadi di Bandara Ahmad Yani dan jalur kereta api antara Stasiun Poncol-Tawang-Alastuwo. Salah satu daerah yang dilanda banjir cukup besar yakni kawasan Muktiharjo dengan ketinggian air sekitar 60-100 cm. Banjir melanda RW 8-RW 13, RW 22, dan RW 23 yang dihuni sekitar 600-700 kepala keluarga. Di Kelurahan Sawah Besar, banjir melanda Kampung Candirejo, Ngablak, Karanganyar, dan Karangsari. Sedangkan di Kelurahan Tlogosari banjir menggenangi wilayah RW 22, RW 23, dan RW 27. Di daerah Lampersari, tebing dengan ketinggian sekitar 20 meter mengalami longsor sepanjang 15 meter dan menimpa tiga rumah di bawahnya, yakni milik Mujiat, Beni, dan Ibnu. Isnugroho, warga RT 04/RW 02 Lampersari yang ikut bergorong-royong membersihkan puing-puing longsoran mengatakan tebing longsor pada Selasa dini hari setelah terjadi hujan sejak Senin malam. Tanah longsor juga menimpa rumah Sudarmadi di daerah Kintelan, Gajah Mungkur. Talud setinggi lima meter panjang 20 meter ambrol pada Selasa dini hari. Dari sejumlah bencana tanah longsor tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Sebagian korban telah mendapatkan bantuan berupa beras dan mie instan dari Pemkot Semarang, terutama yang telah melaporkan ke Posko Satlak Penanggulangan Bencana Kota Semarang melalui lurah atau camat setempat. Seorang anggota Satlak Penanggulangan Bencana Kota Semarang, Chanafi mengatakan, kalau lurah atau camat segera mengajukan bantuan maka secepatnya akan dikirimkan bantuan yang diinginkan. "Namun, semua itu memerlukan prosedur dengan pengajuan secara tertulis sehingga bisa dipertanggungjawabkan, karena Satlak hanya sebagai koordinator sedangkan barang bantuan merupakan milik Dinas Sosial Kota Semarang," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008