Banda Aceh (ANTARA News) - Presiden Finlandia, Tarja Halonen mengaku puas melihat proses perdamaian, rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pasca tsunami daerah tersebut. "Saya ingin melihat dengan mata kepala sendiri pembangunan bantuan Finlandia dan perkembangan pasca tsunami dan MoU Helsinki," katanya dalam temu pers di pendopo (kediaman resmi) Gubernur Aceh di Banda Aceh, Selasa. Dia mengaku hasil yang dilihat setelah berada di provinsi ujung paling barat di Indonesia itu sangat bagus dan mengharapkan semua ini harus terus berlangsung di masa mendatang. Presiden Finlandia didampingi suaminya Dr Pentti Arajarv beserta rombongan berkunjung ke Aceh untuk mlihat proses rekonstruksi dan perdamaian. Kunjungan itu juga dihadiri Menteri Negara Pemberdayaan perempuan Mutia Hatta. Finlandia berperan penting dalam proses perdamaian Aceh, ibukota negara tersebut Helsinki menjadi tempat bersejarah ditandatanganinya kesepakatan damai antara RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 15 Agustus 2005. Penandatanganan MoU damai antara Pemerintah RI-GAM yang difasilitasi Crisis Management Inisiative (CMI), diketuai mantan Presiden Marti Ahtisaari mendapat sambutan positif dari masyarakat Aceh ketika itu. Karena itu dia mengharapkan perdamaian dan pembangunan terus berlanjut dan semakin kuat di provinsi yang dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004. Finlandia juga ikut memberi dukungan kemanusiaan melalui kerjasama dengan banyak organisasi seperti Multi Donor Fund (MDF), Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias serta Badan Reintegrasi damai Aceh (BRA). "Saya ingin berterima kasih atas kerja sama selama ini dan kami yakin bahwa masyarakat Aceh sangat kuat dan akan semakin kuat untuk pembangunan di masa mendatang," tambahnya. Di samping itu, peran perempuan Aceh dalam proses pembangunan cukup besar dan ia mengaku senang Gubernur Irwandi Yusuf banyak membantu kelompok perempuan. Presiden Halonen mengatakan atas usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan sebelumnya di Jakarta, agar dibuat pertemuan khusus dengan perkumpulan perempuan di Aceh. Ditegaskannya, ia mengaku senang dengan pembangunan perumahan di Aceh yang ikut memberdayakan kontraktor lokal serta peranan perempuan Aceh yang sangat aktif yang didukung oleh kaum pria.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008