Pontianak (ANTARA) - Peserta dari Kota Pontianak, menggunakan kostum bergaya Tugu Khatulistiwa pada Pawai Budaya Nusantara dalam menyemarakkan Rakernas XIV Apeksi (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) di Semarang.
"Kontingen asal Kota Pontianak tampil dengan kostum bergaya Tugu Khatulistiwa yang dikenakan oleh Beisca Azzahra Siregar. Kostum yang didesain mewah dengan perpaduan lampu warna-warni dan di belakang pundaknya berbentuk lingkaran Tugu Khatulistiwa lengkap beserta anak panah dengan tulisan di atasnya Kota Pontianak mengundang warga menyaksikan dari dekat," kata Desainer Kostum Tugu Khatulistiwa, Oktavianingsih di Semarang, Kamis.
Ia menjelaskan, dengan berjalan kaki menyusuri rute yang telah ditentukan panitia, peserta konvoi berjumlah 32 orang yang mewakili Kota Pontianak juga diramaikan dengan peserta yang mengenakan pakaian khas Pontianak, telok belanga bagi pria, dan baju kurung dikenakan peserta wanita.
"Tak sedikit warga yang menyaksikan iring-iringan konvoi dari Kota Pontianak terkesima dengan kostum Tugu Khatulistiwa yang unik itu. Bahkan tak sedikit yang berswafoto bersama model yang mengenakan kostum megah itu," ujarnya.
Ia menambahkan kostum tersebut terinspirasi dari ikon Kota Pontianak, yakni Tugu Khatulistiwa, dipadukan dengan karakter cosplay. Bahan yang digunakannya adalah eva foam atau lebih dikenal dengan busa hati, sedangkan untuk proses finishing- nya menggunakan kulit dan cat.
"Kostum ini dirancang khusus untuk ditampilkan pada Pawai Budaya Nusantara Apeksi dan ini untuk pertama kalinya," ujarnya.
Proses pembuatan kostum ini membutuhkan waktu sekitar dua pekan. Setelah selesai, kostum yang dibawa ke Semarang dalam perbagian lalu dirakit. Pada saat akan mengikuti pawai, kostum dirakit untuk dikenakan sang model.
Dia dibantu rekannya merancang kostum sedemikian rupa dengan konsep Tugu Khatulistiwa. "Kostum ini dikenakan di bahu dengan berat sekitar 10 kilogram dan menggunakan lampu untuk menambah kesan mewah," katanya.
Sementara itu, Beisca, model yang mengenakan kostum Tugu Khatulistiwa itu, mengaku sempat hampir pingsan lantaran berat kostum yang diembannya dengan jarak tempuh rute yang dilalui lumayan jauh sekitar dua kilometer lebih. "Sebenarnya pada saat dikenakan tidak terlalu berat, tetapi mungkin rutenya yang lumayan jauh sehingga sempat hampir pingsan," ujarnya.
Namun, diakuinya, sesekali ia berhenti untuk melayani warga yang ingin berfoto. Kesempatan itu pula dimanfaatkannya untuk beristirahat sejenak dan minum air putih. Menurutnya, ini merupakan pertama kalinya ia mengikuti karnaval nasional, dan menjadi kebanggaan tersendiri mengenakan kostum yang menggambarkan definisi Kalbar khususnya Pontianak itu.
"Kalau mengenakan kostum yang berukuran besar memang pernah, tapi kostum yang saya kenakan ini adalah yang terberat dan termewah baru pada pawai budaya nusantara di Apeksi ini," ungkap Beisca.
Ia menilai, antusias masyarakat menyaksikan pawai atau karnaval budaya ini sangat tinggi karena pariwisata budaya banyak diminati. "Kita bisa melihat betapa ramainya orang-orang yang turun ke jalan untuk menyaksikan pawai dan merekam dengan kamera hingga jalanan macet," katanya.*
Baca juga: Menpan: masih ada kebutuhan 254.173 ASN
Baca juga: Mendagri: Semakin tua wajah kota harus makin muda
Pewarta: Andilala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019