Jakarta (ANTARA News) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sedang mengajukan uji toksisitas serta mendapatkan izin (clearance) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) berbagai jenis makanan siap saji hasil radiasi. "Makanan siap saji hasil radiasi ini ini misalnya dodol, nugget, rendang, dan lain-lain sehingga menjadi sangat awet dan baik untuk berbagai keperluan," kata Kepala Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Zainal Abidin di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan makanan siap saji yang mampu bertahan sampai berbulan-bulan dibutuhkan untuk berbagai keperluan militer, bantuan bencana alam, penjualan di supermarket, ekspor usaha kecil-menengah, hingga untuk keperluan katering di angkutan udara dan laut. Sebelumnya Batan memang sudah merilis berbagai bahan pangan hasil radiasi, seperti rempah-rempah, jamu, ikan asin, hingga udang beku dan telah dimanfaatkan di pasaran. "Sebenarnya Batan hanya memiliki dua peralatan irradiator untuk riset, namun di sela keperluan riset, Batan juga menyediakannya bagi masyarakat dan usaha kecil-menengah yang membutuhkan pengawetan dengan radiasi," katanya. Hasilnya, katanya, dimasukkan dalam pendapatan negara bukan pajak yang berdasarkan Keppres hanya di-"charge" Rp360 ribu per meter kubik. Pihaknya saat ini juga sedang melakukan penjajagan radiasi buah-buahan asli Indonesia seperti mangga dan manggis untuk keperluan ekspor bersama Deptan. Dengan radiasi, lanjutnya, makanan menjadi awet, misalnya, ikan pepes mampu bertahan sampai setahun. Batan pernah mengirim bantuan ikan pepes hasil radiasi ini untuk para korban bencana tsunami Aceh. Dengan radiasi makanan dapat dibebaskan dari mikroorganisme tanpa mengakibatkan perubahan warna, rasa dan struktur kimiawinya, bahkan tidak meninggalkan residu bahan kimia pada bahan yang diawetkan. "Kelebihan teknik pengawetan dengan radiasi dibandingkan dengan teknik lainnya yakni dapat membunuh mikroba pada seluruh lapisan bahan yang diawetkan. Misalnya bakteri patogen seperti salmonella yang mengkontaminasi produk perikanan segar tak bisa dihilangkan secara sempurna dengan teknik lain kecuali dengan radiasi," katanya. Ia juga membantah makanan hasil radiasi berbahaya, karena jenis radiasi yang digunakan untuk pengawetan makanan bersifat gelombang elektromagnetik yang tak menyebabkan makanan tersebut menjadi tercemar radioaktif.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008