Brisbane (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengikuti jejak India dalam penyediaan buku murah bermutu bagi masyarakatnya, ditandai dengan keputusan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) mengupayakan ketersediaan buku murah melalui laman (situs) Depdiknas. "Depdiknas menyediakan buku murah itu dengan membeli copy right (hak cipta)-nya sehingga siapa saja boleh membajaknya," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra, Dr. R. Agus Sartono, MBA dalam penjelasannya kepada ANTARA, Selasa. Upaya ini dimaksudkan untuk menghilangkan monopoli pengadaan buku yang selama ini telah mengakibatkan mahalnya harga buku, katanya sehubungan dengan upaya pemerintah menggenjot mutu dan pemerataan pendidikan. "Keputusan (Depdiknas) ini sekaligus merespon masukan dari Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) 2007 di Sydney September 2007 lalu agar pemerintah belajar dari India dalam penyediaan buku murah," katanya. Agus Sartono menjelaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri menyambut baik keputusan Depdiknas RI tentang pengadaan buku-buku murah yang dapat diakses siapa saja, di mana saja, dan kapan saja melalui situs kementerian itu. Dukungan Kepala Negara itu tercermin dalam arahannya di depan ratusan peserta Rembug Nasional Pendidikan 2008 di Jakarta 6 Februari lalu. "Dalam arahannya Bapak Presiden menyampaikan bahwa pendidikan harus memenuhi tiga M yakni murah (affordable), mutu (quality) dan merata (accessible)... Presiden percaya bahwa hanya dengan ketersediaan buku yang murah, budaya mambaca dapat ditumbuhkembangkan," katanya. Apa yang disampaikan Kepala Negara di Jakarta itu sejalan dengan tiga pilar kebijakan pendidikan nasional. Ketiga pilar tersebut adalah perluasan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan, kata Agus Sartono. Selain itu, pendidikan pun harus bebas biaya bagi masyarakat miskin namun mutunya harus tetap tinggi dan merata di seluruh pelosok Tanah Air. Kondisi ini penting supaya bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa yang lembek dan puas dengan standar mutu yang rendah sehingga daya saing menjadi lemah, katanya. Mengenai langkah Depdiknas RI mengikuti jejak India dalam pengadaan buku-buku murah namun tetap mengedepankan mutu dan kemajuan ilmu pengetahuan itu, Agus Sartono mengatakan, KIPI 2007 di Sydney sudah merekomendasikan hal ini. Ketersediaan buku-buku bacaan dan literatur internasional terbaru dengan harga murah itu akan sangat mendukung upaya pemerintah dan masyarakat meningkatkan minat baca anak-anak dan pelajar di Tanah Air. "Dalam hal ini, India adalah salah satu contoh negara yang berhasil dalam penyediaan buku-buku dan literatur berharga murah ini. Melalui publisher (penerbit) internasional yang bekerja sama dengannya, India mencetak buku-buku referensi asing di dalam negeri dengan harga yang murah. Hal ini tentu sangat mendukung upaya meningkatkan minat baca anak anak dan pelajar," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008