Denpasar (ANTARA News) - Pengusaha Bali tampaknya gagal memperluas pasar ke Timur Tengah (Timteng), dengan perolehan devisa justru merosot tahun 2007 menjadi hanya 2,8 juta dolar AS pada hal tahun sebelumnya mencapai 5,7 juta dolar. Belum diketahui pasti apa penyebab merosotnya realisasi ekspor ke Timur Tengah tersebut, sebab tahun sebelumnya naik terus dari 3,3 juta dolar (2004) menjadi seharga 3,6 juta dolar (2005), kata Laporan Disperindag Bali di Denpasar, Selasa. Pengusaha pulau Dewata sebenarnya cukup gencar memperluas pangsa pasar ke negeri itu dengan mengikuti berbagai pameran dagang tahun lalu, sebab diketahui kawasan itu merupakan pasar potensial bagi aneka barang kerajinan Bali. Kasubag Dinas Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Ni Wayan Kusumawathi, membenarkan realisasi perdagangan ekspor ke Timteng tahun 2007 agak berkurang, namun diharapkan bisa meraih prestasi kembali tahun 2008. Ia mengatakan, konsumen di kawasan itu sangat potensial terhadap perdagangan nonmigas Indonesia termasuk hasil produksi perajin asal Bali, hanya saja para eksportir harus mampu memanfaatkan peluang pasar yang ada. Aneka barang nonmigas Bali seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, garmen sudah memasuki pangsa pasar Timur Tengah, walau dalam nilai masih relatif kecil, oleh sebab itu perlu diketahui karakter konsumen setempat. Hal itu penting supaya pengusaha kerajinan mampu memproduksi mata dagangan yang menjadi keinginan konsumen baik dalam kualitas maupun harga yang bisa terjangkau sebagian besar calon pembelinya di pasaran, kata dia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008