Tokyo (ANTARA) - Kampanye dimulai pada Kamis untuk pemilihan Majelis Tinggi legislatif Jepang yang akan berlangsung pada 21 Juli, dimana pihak penguasa dari partai pengusung Perdana Menteri Shinzo Abe diperkirakan tetap meraih suara terbanyak, namun mungkin dengan kursi yang lebih sedikit.
Pemilihan tersebut dibayang-bayangi oleh harapan untuk mencapai sasarannya, merevisi konstitusi pasifik.
Abe, yang menduduki jabatan pada Desember 2012 berjanji akan memulai kembali ekonomi dan mendorong pertahanan, mendesak Partai Demokrasi Liberal (LDP) yang memimpin koalisi sebagai yang terbaik dalam menjaga stabilitas dan menekankan keahlian diplomatiknya termasuk hubungannya yang erat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Abe juga mengemukakan seruannya untuk merevisi undang-undang pascaperang untuk mendorong pengakuan militer Jepang.
Partai-partai oposisi memusatkan seruan atas apa yang mereka sebut keuangan para pemilih termasuk serangan atas pengeluaran yang akan meningkat pada bulan Oktober sehubungan dengan kenaikan pajak penjualan 10 persen serta cedera dalam sistem pensiun sehubungan dengan peningkatan jumlah penduduk lansia.
Survei oleh media menunjukkan LDP masih mengungguli oposisi Partai Demokrasi Konstitusional dan yang lain, tapi dengan persaingan yang ketat.
Baca juga: PM Jepang bertekad tunjukkan aliansi kuat dengan AS
Pemilihan Majelis Tinggi diselenggarakan setiap tiga tahun bagi setengah jumlah anggota dan kursi untuk masa bakti enam tahun. Reformasi pada tahun lalu untuk menetapkan 245 kursi dari sebelumnya 242 kursi, dan 124 kursi akan diperebutkan dalam putaran kali ini.
Abe memiliki tujuan bagi LDP dan koalisinya Komeito untuk mempertahankan jumlah kursi terbanyak, sehingga kedua partai itu perlu memenangkan 53 kursi untuk menambah 70 yang sudah ada dan tidak diperebutkan lagi.
Kemenangan dua per tiga mayoritas diperlukan untuk merevisi undang-undang yang akan sangat ketat, sementara blok partai yang berkuasa dan sekutunya memerlukan 86 kursi untuk meraihnya, menurut surat kabar Yomiuri Shimbun.
Abe masih dihantui oleh kekalahan LDP pada 2007 di Majelis Tinggi yang memicu pengunduran dirinya dua bulan kemudian, mengakhiri satu tahun kedudukannya sebagai PM pada waktu itu.
Dia kembali memimpin partainya meraih kemenangan dalam pemilu nasional sejak memimpin LDP pada 2012 dan menjadi perdana menteri terlama untuk jabatan yang akan berakhir pada November.
Baca juga: Perdana Menteri Jepang ucapkan selamat kepada Jokowi
Baca juga: Pemilihan umum dimulai di seluruh Jepang
Sumber: Reuters
Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019