Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah masih menghitung revisi target ekspor, menyusul diturunkannya target pertumbuhan ekonomi 2008 dari 6,8 persen menjadi 6,4 persen. "Kita sedang menghitung, kalau ada revisi makro secara umum, tentunya semuanya ikut direvisi. Tergantung revisi (target) yang lain juga, karena ini adalah hitungan yang menyeluruh," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Selasa. Menurut dia, perhitungan target ekspor akan dipengaruhi oleh realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi di pasar tujuan ekspor Indonesia. "Tahun lalu pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6,8 persen, ekspor kita targetkan 14,5 persen. Sekarang tetap 14,5 atau lebih rendah itu yang sedang kita hitung," ujarnya. Kalangan pengusaha memperkirakan ekspor non-migas tahun ini hanya akan tumbuh sekitar 12-13 persen saja. Sementara Mendag berharap ekspor tetap bisa tumbuh di atas 10 persen. "Ya...kita harapkan demikian karena ekspor memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Jadi kita perlu tetap mempertahankan agar ekspor tetap tumbuh," tambahnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai total ekspor 2007 mencapai 113,99 miliar dolar AS atau mengalami pertumbuhan 13,09 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai ekspor non-migas 2007 tercatat 91,94 miliar dolar AS atau tumbuh 15,51 persen yang artinya sedikit melampaui target pemerintah 14,5 persen. Ekspor non-migas paling besar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 10,231 miliar dolar AS, kelompok bahan bakar mineral sebesar 107,2 juta dolar AS, serta kelompok karet dan barang dari karet sebesar 8,9 juta dolar AS. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008