Kehadiran Dompet Dhuafa menjadi lembaga yang mampu mengubah pola pikir pengelolaan dana umat yang biasanya tradisional menjadi manajemen profesional. Ketika banyak orang melakukan pekerjaan sosial sambil lalu, amil Dompet Dhuafa sudah bekerja penuh w

Jakarta (ANTARA) - Selama 26 tahun berdiri, Yayasan Dompet Dhuafa berhasil mengoptimalkan dana publik sebesar Rp2,66 triliun dengan alokasi penyaluran 90 persen dan penerima manfaat mencapai 19,3 juta jiwa.

Ketua Yayasan Dompet Dhuafa periode 2008 -2019 Ismail Agus Said mengatakan jaringan lembaga filantropi yang berdiri pada 2 Juli 1993 tersebut saat ini mencapai pelosok Tanah Air bahkan hingga lima benua.

"Kehadiran Dompet Dhuafa menjadi lembaga yang mampu mengubah pola pikir pengelolaan dana umat yang biasanya tradisional menjadi manajemen profesional. Ketika banyak orang melakukan pekerjaan sosial sambil lalu, amil Dompet Dhuafa sudah bekerja penuh waktu," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya pada Selasa (2/6) dilakukan peringatan hari jadi ke-26 Dompet Dhuafa yang pada kesempatan tersebut dilakukan serah terima jabatan Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa dari Ismail Agus Said kepada Nasyith Majidi. Hadir pada acara tersebut di antaranya pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Parni Hadi.

Sementara itu Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi mengatakan, meski sudah semakin besar dan modern orientasi program DD tetap menjalar di masyarakat bawah atau akar rumput, khususnya kaum dhuafa.

Baca juga: Peduli kesehatan Indonesia, PTTEP -Dompet Dhuafa lantik 100 Duta Sehat

Contohnya saat ini pihaknya mengembangkan kawasan pertanian terpadu seluas 10 hektar di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Jawa Barat. Pengelolaan lahan tersebut menerapkan model pertanian terpadu antara pertanian dengan peternakan dan pola pertanian dalam satu siklus biologi.

"Dengan begitu tidak ada limbah yang terbuang. Limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan kompos. Kotoran ternakpun dapat digunakan untuk pupuk tanaman," katanya.

Menurut dia, program itusebagai upaya memberdayakan dan mengangkat potensi lokal daerah. Para pendukung dan pegiat Indonesia Berdaya telah lama bercita-cita untuk memiliki lahan produktif guna memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi tersebut.

"Dalam jangka panjang program pertanian terpadu ini ditujukan untuk menjadi model dari perwujudan kedaulatan pangan," katanya.

Sejak 2 Juli 2019 bertepatan dengan hari jadi ke 26 DD, juga dimulai pembangunan warung Bude (Badan Usaha Desa) Dompet Dhuafa di Bumi Maringi Peni Pujon (BMP) Malang, Jawa Timur.

"Banyak terobosan dan inovasi yang terus dilahirkan Dompet Dhuafa sehingga bisa menjadi 'the living company atau the living organization," ujarnya.

Baca juga: Dompet Dhuafa gandeng fintech Duithape salurkan zakat nontunai

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019