Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pengungsi dari beberapa negara seperti Somalia, Sudan, dan Afganistan berunjuk rasa menuntut bantuan dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) di Jakarta, Rabu siang.
“Saya ingin UNHCR membantu kami dan anak-anak kami untuk mendapatkan rumah, makanan, dan layanan kesehatan. Kami sudah menjadi tunawisma selama satu setengah tahun, maka itu kami berdiri di sini,” kata Abdulkadir Boor, perwakilan pengungsi dari Somalia, kepada ANTARA.
Sebagai cara untuk menyampaikan aspirasi mereka, beberapa pengungsi menyengaja duduk di depan gerbang kantor UNHCR. Dua orang di antara mereka membawa kertas bertuliskan ‘KAMI INGIN PERUMAHAN’.
Pada unjuk rasa tersebut, Abdulkadir mewakili para pengungsi melakukan dialog dengan dua orang perwakilan dari UNHCR, yang menyebut diri sebagai petugas keamanan dan penerjemah.
Kedua petugas UNHCR itu menolak untuk memberikan keterangan atas unjuk rasa tersebut.
Lebih lanjut, Abdulkadir mengatakan bahwa dia dan keluarga serta pengungsi lainnya telah berada di trotoar depan gedung kantor UNHCR selama sembilan hari. Sebelumnya, mereka tinggal di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres, Jakarta.
Baca juga: UNHCR: Australia "tutup pintu" bagi pengungsi
Menurut dia, perpindahan tempat para pengungsi itu adalah cara untuk menuntut bantuan yang selama ini dijanjikan.
Abdulkadir menambahkan bahwa tidak semua pengungsi yang tinggal di Kalideres ikut berpindah ke depan kantor UNHCR. Dia memperkirakan, saat ini ada sekitar 150 orang yang ada di sana.
Untuk bertahan hidup sehari-hari, misalnya kebutuhan makanan dan minuman, para pengungsi mengaku mendapatkan bantuan dari warga sekitar.
Baca juga: Wapres bahas penanganan pengungsi saat bertemu Komisioner Tinggi UNHCR
Baca juga: Pengungsi lintas negara dilatih kewirausahaan
Pewarta: Suwanti
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019