Orang yang mengalami skizofrenia ketika mengalami fase akut, baru dia mengalami berbagai gejala-gejala yang mengganggu produktivitasnya sehari-hari, kata Lahargo
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kejiwaan yang menangani pemeriksaan jiwa SM (52) wanita pembawa anjing ke dalam Mesjid Al-Munawaroh Sentul Bogor Jawa Barat, Lahargo Kembaren, mengatakan, tersangka pengidap gangguan jiwa skizofrenia itu tak kehilangan fungsi kehidupannya.
"Masih banyak fungsi kehidupan yang masih bisa dia kerjakan," ujar Lahargo di Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati, Rabu (3/7).
Menurut Kepala instalasi rehabilitasi psikososial di Rumah Sakit Dr H. Marzoeki Mahdi di Bogor Jawa Barat itu, soal kondisi tersangka yang masih normal sampai bisa menyetir mobil terjadi sebelum fase akutnya muncul.
"Orang yang mengalami skizofrenia ketika mengalami fase akut, baru dia mengalami berbagai gejala-gejala yang mengganggu produktivitasnya sehari-hari, kata Lahargo menjelaskan.
Baca juga: Wanita pembawa anjing ke dalam masjid terancam pasal penistaan agama
Baca juga: Ibu pembawa anjing ke masjid pernah dirawat di RSJ
Gejala-gejala tersebut, menurut Lahargo, adalah halusinasi, wahab, emosi yang tidak terkendali, dan proses komunikasi yang tidak baik.
Namun Lahargo mengatakan, gangguan kejiwaan ini bisa disembuhkan, salah satunya melalui terapi medis.
Baca juga: MUI Bogor redam reaksi umat soal wanita pembawa anjing ke dalam masjid
Lahargo mengatakan, tujuan terapi medis adalah memulihkan kembali pengidap gangguan jiwa sehingga bisa kembali normal.
"Orang dengan gangguan jiwa yang tadinya menjadi beban di keluarga bisa berbalik menjadi tulang punggung keluarga. Itu yang kita kerjakan di rumah sakit jiwa di Bogor," ujar Lahargo.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019