Jakarta (ANTARA) - Restoran Tokyo Belly di Jakarta memperkenalkan berbagai menu baru untuk para penikmat kuliner Tanah Air yang ingin mencicipi sajian khas Negeri Sakura tanpa merogoh kocek terlalu dalam.
“Dibandingkan dulu, harga di sini turun 20-25 persen. Tapi, kualitasnya tetap sama,” ujar Manajer Merek Tokyo Belly Cynthia Utami di Jakarta, Rabu.
Dengan kisaran harga Rp18.000 hingga Rp68.000, restoran yang berlokasi di pusat perbelanjaan Grand Indonesia itu ingin menawarkan hidangan serba Jepang dengan harga lebih terjangkau.
Hidangan pembuka yang baru ditawarkan di restoran itu meliputi tofu katsu, salmon skin mentai roll, dan tori karaage.
Saat digigit, tofu katsu memberikan tekstur renyah di luar, lembut di dalam. Camilan itu dilengkapi dengan saos manis khas takoyaki atau okonomiyaki, juga ditaburi serpihan katsuobushi (ikan cakalang asap khas Jepang).
Potongan daun bawang di atas tofu katsu memberikan sensasi segar, melengkapi rasa manis dari saos.
Pencinta gorengan dapat memilih tori karaage, daging ayam goreng tepung yang gurih dan lezat.
Jika ingin camilan yang lebih mengenyangkan, coba pilih salmon skin mentai roll yang “kriuk kriuk” saat dimakan. Nasi di sushi roll ini dicampur dengan tobiko (telur ikan) hitam. Bagian atasnya dilapisi mayones, sementara bagian dalamnya terdiri dari kulit salmon renyah dibalut daun selada.
Masih belum kenyang? Tokyo Belly punya menu utama baru bagi pencinta nasi dan ramen.
Ada Chicken Katsu Curry yang merupakan menu familier di restoran Jepang, Chicken Teriyaki Ramen untuk penyuka ramen, dan ayam gurih dengan saus manis teriyaki, serta Ebi Mushroom Chige Ramen yang rasa udangnya kental.
Tekstur pasta yang kering serupa aglio olio bisa dirasakan pada menu Ika Mentai Pasta yang berisi potongan cumi-cumi. Rasa pastanya ringan, cocok bila sedang ingin menjauh dari rasa serba gurih.
Untuk makanan penutup, pengunjung bisa memesan Japanese Parfait atau dorayaki, makanan yang identik dengan Doraemon, yang dihiasi dengan es krim vanilla, pasta kacang merah serta potongan buah.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019