Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Finlandia sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan dan investasi yang selama ini masih kecil nilainya, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Kita sepakat untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi. Volume perdagangan kita masih kecil yaitu 550 juta dolar AS pada tahun lalu, sementara nilai investasi Finlandia baru dua juta dolar AS," kata Presiden dalam jumpa pers bersama Presiden Finlandia, Tarja Halonen, di Istana Merdeka Jakarta, Senin. Jumpa pers itu dilakukan usai pertemuan bilateral kedua pemimpin negara, sebagai rangkaian kunjungan kenegaraan Tahja Halonen selama dua hari Indonesia. Menurut Presiden, Finlandia merupakan negara yang potensial bagi eksport Indonesia yang selama ini lebih banyak berdagang dengan Amerika Serikat (AS), China dan sebagian Eropa. "Saya sudah minta Mendag dan Ketua Kadin Indonesia untuk mencari kesempatan meningkatkan perdagangan ini," katanya. Sementara itu, Presiden Halonen mengatakan bahwa Indonesia memiliki kandungan sumber daya alam yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kemakmuran rakyat Finlandia. "Finlandia memiliki banyak pengalaman internasional mengenai pengelolaan itu. Kita akan lihat pengalaman apa yang kita bisa bagi. Yang jelas kami ingin meningkatkan kerjasama dengan Indonesia di berbagai sektor," kata perempuan Presiden pertama di Finlandia itu. Sedangkan, Menteri Perdagangan (Mendag), Mari Elka Pangestu, mengatakan bahwa terbukanya hubungan dengan Finlandia membuka gerbang perdagangan dengan Eropa, negara Skandinavia dan Rusia. "Jangan melihat Finlandia-nya saja, tapi itu kan bisa sebagai pintu masuk Eropa, negara Skandinavia dan Rusia," katanya. Menurut Mendag, neraca perdagangan Indonedia dan Finlandia selama ini negatif, karena impor Indonesia tahun lalu 373 juta dolar AS, sementara ekspor 177 juta dolar AS. "Tahun ini ekspor dan impor kita alami penurunan, ini yang harus ditingkatkan karena kita bersaing dengan China, Thailand, dan Malaysia untuk produk manufaktur, seperti elektronik, furnitur dan alas kaki. Ini yang harus ditingkatkan," katanya. Dikatakan Mendag, pemerintah sebenarnya mengharapkan, agar sejumlah perusahaan besar di Finlandia, seperti Nokia menanamkan usahanya di Indonesia. "Sejak 2 tahun lalu kita harap mereka mau investasi di telekomunikasi, Nokia kan itu nomer satu pasarnya di Indonesia," katanya. Pada Selasa (18/2), katanya, akan ada pertemuan dengan Mendag Finlandia bersama delegasi bisnisnya termasuk Nokia dengan mitranya dari Indonesia. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008