Denpasar (ANTARA News) - Bungkusan amplop besar coklat yang sempat diduga bom rakitan yang diletakkan di depan Restoran Kak Man, Jalan Teuku Umar, Denpasar, dapat dipastikan bukan bahan yang dapat meledak. "Setelah kita teliti, isi bungkusan tersebut bukan bom rakitan atau bahan yang dapat meledak, melainkan serbuk kapur dan semen serta untaian kabel," kata Kapolda Bali, Irjen Pol Paulus Purwoko, di Denpasar, Senin. Usai bertemu dengan pejabat sejumlah instansi terkait dan pengelola sarana wisata di Bali, Kapolda menyebutkan selain kapur dan semen seberat 0,25 kg dan untaian kabel, dalam bungkusan itu juga berisi rangkaian radio bekas, dua buah gulungan kertas menyerupai pipa serta dua buah batu baterai kecil. Setelah diteliti pada Labfor Polri Cabang Denpasar, benda-benda tersebut bukan suatu rangkaian yang dapat meledak, melainkan sengaja disimpan orang untuk tujuan tertentu, ucapnya. Kapolda belum dapat memastikan motif yang sebenarnya, namun ada dugaan si pelaku yang telah meletakkan bungkusan di depan sebuah restoran di Denpasar, Minggu (17/2) lalu, bertujuan menciptakan suasana teror atau menakutkan. Bungkusan yang diduga bom rakitan itu pertama kali ditemukan seorang pemulung yang kemudian memberitahukannya kepada pegawai restoran, dan ditindaklanjuti dengan melaporkannya kepada pihak kepolisian. Beberapa petugas kepolisian kemudian datang, disusul Tim Gegana. Petugas dalam beberapa tahapan kemudian memasukkan bungkusan itu ke dalam tabung peledakan atau distruktor yang berfungsi untuk menceraiberaikan alat yang diduga bom rakitan. Bungkusan yang diduga bom itu setelah diceraiberaikan diteliti dalam laboratorium. Saat petugas Gegana melakukan penceraiberaian, masyarakat dan pengunjung dilarang mendekat dalam radius 100 meter. Hal itu dimaksudkan untuk keamanan bersama dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Usai dilakukan "penghancuran" dengan alat distruktor, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol AS Reniban sempat memperlihatkan barang temuan itu kepada jajaran pers yang betugas di Denpasar. Melihat itu, beberapa wartawan sempat menggerutu bahwa benda yang sempat "dihancurkan" itu kondisinya kok masih dalam keadaan utuh, gulungan kertas bergaris tengah empat cm panjang 25 cm itupun pun tidak sobek. Kabid Humas tidak menjelaskan soal tidak hancurnya barang temuannya yang sudah dalam upaya penceraiberaian itu. "Kembali kami tegaskan bahwa yang ditemukan di depan restoran itu bukan bom rakitan," ujarnya, menandaskan. Sebelumnya, Bali dua kali dikejutkan peristiwa ledakan keras, yakni pada 5 Pebruari lalu di Gang VII Jalan Gatot Subroto I, Denpasar, dan Jumat (15/2) malam di Jalan Kebo Iwa Selatan, dekat persimpangan Jalan Gatot Subroto Barat. Serangkaian peristiwa ledakan yang cukup mengejutkan dunia kepariwisataan Pulau Dewata itu sejauh ini diduga terkait perebutan "kekuasaan" tempat-tempat hiburan malam dan lainnya oleh sesama kelompok preman. (*)

Copyright © ANTARA 2008