Jakarta, 18/2 (ANTARA) - Pertumbuhan industri nasional turun tipis pada 2007 menjadi 5,15 persen dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 5,27 persen. Pencapaian pertumbuhan industri sampai akhir 2007 itu jauh di bawah target awal 7,9 persen dan prognosa sebesar 6,31 persen. "Pertumbuhan industri tahun 2007 tidak sesuai dengan target maupun prognosa, karena sektor industri mengalami tekanan yang cukup berat," kata Menperin Fahmi Idris pada Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Senin. Pada jumpa pers akhir tahun, Sekjen Depperin Agus Tjahajana memperkirakan pertumbuhan industri sampai akhir 2007 mencapai sekitar 6,31 persen berdasarkan pencapaian pertumbuhan industri sampai triwulan III sebesar 5,31 persen. Menperin Fahmi Idris mengatakan, pertumbuhan industri 2007 tertekan akibat meningkatnya harga minyak dan energi dunia dan naiknya harga komoditas pertanian seperti gandum, kedelai, jagung, susu, dan minyak sawit mentah (CPO). Selain itu, krisis keuangan AS akibat "subprime mortgage" juga, dinilainya, mempengaruhi kinerja industri nasional pada akhir tahun. Pada 2007, ada dua kelompok industri yang tumbuh minus yaitu kelompok industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki (-3,68 persen), dan kelompok industri barang kayu dan hasil hutan (-1,74 persen). Kinerja kelompok industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki itu lebih rendah dibandingkan pencapaian sampai triwulan III yang minus 2,16 persen. Sedangkan pertumbuhan kelompok industri makanan, minuman, dan tembakau mencapai 5,05 persen pada 2007, turun dibandingkan 2006 yang mencapai 7,22 persen. Kinerja industri pada 2007 nampaknya didongkrak oleh pertumbuhan kelompok industri alat angkut, mesin, dan peralatan yang tumbuh 9,73 persen, serta kelompok industri kertas dan barang cetakan yang tumbuh 5,79 persen. Industri lain yang tumbuh positif adalah kelompok industri pupuk, kimia, dan barang dari karet tumbuh 5,69 persen, kelompok industri semen dan barang galian bukan logam 3,4 persen, dan kelompok industri logam dasar, besi, dan baja tumbuh 1,69 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2008