Yangon (ANTARA News) - Polisi di Myanmar telah melarang para pedagang DVD menjual serial terbaru "Rambo", sebuah film tentang seorang veteran perang Vietnam yang berperang melawan tentara junta militer, namun larangan ini menyebabkan orang berburu untuk membelinya. "Para calon pembeli terus menanyakan "Rambo IV", namun saya tak berani menjualnya. Polisi telah memperingatkan saya agar tak menjual film Rambo terakhir kalau tak mau masuk bui selama tujuh tahun," ujar seorang penjual yang enggan disebutkan jatidirinya. Seorang pedagang lainnya mengemukakan paling tidak setiap harinya sebanyak 20 calon pembeli bertanya kepadanya apakah punya DVD "Rambo". "Bahkan saya sendiri pun tak tahu film apa itu. Saya juga ingin menontonnya, bahkan di kalangan penjual sulit sekali untuk memperolehnya," ujarnya kepada AFP. Dibintangi Sylvester Stallone, film penuh darah itu merupakan kelanjutan trilogi film klasik dekade 1980-an, di mana veteran perang John Rambo bertempur melawan pasukan Myanmar untuk menyelamatkan para misionaris Kristen yang ditangkap karena membantu penduduk desa dari etnis Karen. Film tersebut, yang menggambarkan militer Myanmar sebagai pasukan yang sadis dan bermoral rendah, dirilis di AS dan Singapura baru-baru ini, di tengah masih terus berlangsungnya penindasan atas minoritas Karen. Kamis lalu, seorang pemimpin penting kelompok terbesar pemberontak Karen dibunuh di pengasingannya di Thailand oleh dua pria bersenjata, sehingga memicu spekulasi di kalangan warga Myanmar di pengasingan bahwa Pado Manh Sha boleh jadi dihabisi oleh junta militer. Tunggu DVD dari China Di Yangon, film Rambo terlarang itu telah menjadi salah satu DVD yang paling banyak dicari, sehingga menjadi bahan pembicaraan secara bisik-bisik di kalangan penggemaar film. "Banyak orang membicarakan film ini, tetapi saya tak dapat membelinya di manapun," keluh seorang pengusaha berusia 30 tahun, yang tak mau disebutkan namanya. Dia juga menceritakan telah berupaya mengunduhnya (download) dari Internet. Para penjual mengatakan ada beberapa kopi Rambo yang diselundupkan dari Singapura, namun menjelaskan kualitas audio dan video tersebut tak bagus. Mereka memberi nasehat kepada para calon pembeli agar menunggu DVD bajakan dari China. "Begitu DVD ini dijual di China, saya kira akan ada jalan bagi kita untuk menontonnya dengan kualitas yang lebih baik," kata salah satu penjual. (*)
Copyright © ANTARA 2008