Sampit (ANTARA) - Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menagih komitmen pemerintah daerah untuk secara konkret membantu pelaku usaha.
"Pemerintah diharapkan mendukung dan aktif membuat program konkret membantu UMKM. Kami berterima kasih karena pemerintah daerah mulai merespons tapi programnya belum mengena," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kotawaringin Timur, Susilo di Sampit, Rabu.
Kadin menggelar silaturahmi pelaku UMKM agar seluruh kelompok pelaku UMKM di Kotawaringin Timur bersatu sehingga keberadaan mereka makin kuat dan bisa berbuat banyak untuk kemajuan UMKM. Saat sesi dialog, berbagai keluhan, harapan dan masukan disampaikan peserta silaturahmi yang diikuti sekitar 100 orang pelaku UMKM tersebut.
Kadin selalu berusaha merangkul, membina dan memperjuangkan sektor UMKM karena bersentuhan langsung dengan masyarakat kecil. Program Zona Kreatif yang mewadahi pelaku UMKM untuk menggelar bazar di ikon Jelawat setiap pekan, merupakan salah satu terobosan Kadin bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
Susilo menilai, potensi sektor UMKM Kotawaringin Timur sangat besar dan berpotensi menggerakkan ekonomi masyarakat. Hasil kunjungannya hingga ke kecamatan-kecamatan di pelosok seperti Antang Kalang, ternyata banyak ditemukan UMKM lokal namun pelaku UMKM kebingungan untuk mengembangkan usaha.
"Selama ini pemerintah daerah menyatakan memprioritaskan UMKM, namun fakta di lapangan belum seperti yang diharapkan. Surat edaran Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi terkait imbauan kepada instansi pemerintah dan perusahaan swasta untuk menyerap produk UMKM lokal, tidak semuanya sampai ke tangan camat dan kepala desa," katanya.
Selain itu, saat ini belum terlihat keseriusan pemerintah daerah membantu dalam hal-hal yang sangat krusial bagi pelaku UMKM, misalnya pengurusan sertifikasi halal produk dan kemudahan perizinan lainnya, padahal pemerintah daerah memiliki domain untuk membantu itu.
Kondisi-kondisi seperti itulah yang membuat pelaku dan produk UMKM lokal masih sulit bersaing. Perizinan yang masih rumit dan biaya tinggi membuat produk UMKM lokal sulit berkembang. Bahkan, banyak produk UMKM lokal yang belum bisa diterima di pasar modern.
"Banyak ritel modern yang siap membantu menjual, tapi sayangnya produk UMKM lokal kita dinyatakan belum memenuhi standar. Misalnya, belum ada sertifikasi halal, kemasan kurang menarik dan faktor lainnya," kata Susilo.
Susilo mengaku sangat bangga dengan pelaku UMKM Kotawaringin Timur yang terus bersemangat meski dihadapkan pada berbagai kendala. Pemerintah daerah diharapkan benar-benar serius membantu pelaku UMKM agar mereka bisa mandiri sehingga ekonomi kerakyatan makin meningkat.
Kadin mendorong seluruh pelaku UMKM untuk terus berusaha meningkatkan kualitas agar bisa bersaing hingga ke luar daerah. Kadin berencana menggelar pameran UMKM pada Oktober nanti dan mengundang peserta dari luar daerah dengan harapan bisa memotivasi pelaku UMKM lokal untuk meningkatkan kualitas.
Kadin berharap setiap fasilitas pemerintah daerah menyediakan tempat untuk produk UMKM. Susilo juga berharap nantinya ada pasar khusus bagi pelaku UMKM.
"Untuk itulah perlu pendataan menyeluruh pelaku UMKM secara menyeluruh. UMKM jangan ditempatkan di pinggiran, tetapi harus di tengah-tengah keramaian kota sehingga makin berkembang," demikian Susilo.
Baca juga: Masyarakat Kalteng semakin minati produk UMKM
Baca juga: Demam akik bangkitkan UKM Kotawaringin Timur
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019