Jakarta (ANTARA News) - Minimal terdapat tiga hal yang harus dilakukan Presiden AS mendatang pada dunia Islam, yaitu harus mampu membedakan antara Islam dengan praktek dan ekspresi politik para aktor politik Islam sehingga tidak mendistorsi Islam sebagai agama teroris. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Din Syamsuddin dalam siaran persnya dari Doha, Qatar, Minggu, mengatakan hal kedua, Presiden AS akan datang mengembangkan hubungan dengan dunia Islam dengan menekankan nilai-nilai universal seperti keadilan, demokrasi, kualitas kehidupan manusia, dan mengatasi kerusakan dunia. "Hal ketiga, Presiden AS mendatang harus menyadari bahwa AS tidak dapat bertindak sendiri seperti yang dilakukannya selama ini," kata Din Syamsuddin di depan Forum AS-Dunia Islam di Doha, Qatar, Minggu siang. US-Islamic Forum ini adalah kali ke-4 dan berlangsung pada 16-18 Pebruari. Forum diikuti 400-an peserta dari AS dan berbagai negara Islam terdiri atas dari pemuka agama, pejabat, cendekiawan, tokoh pers, dan aktifis. Restorasi hubungan AS dgn dunia Islam, lanjut Din, sangat penting dan mendesak karena hubungan yang ada selama ini rusak dengan adanya kebijakan yang keliru dari pihak AS yang "memusuhi" Islam. Kunci masalah dalam hubungan keduanya selama ini, kata Din, terletak pada adanya kesalahpahaman AS dan kesulitannya dalam memahami Islam, serta melakukan hubungan sepihak demi kepentingan subyektif AS sendiri dalam bidang keamanan dan ekonomi tanpa memperhatikan faktor agama dan budaya. Oleh karena itu, lanjut Din, dunia Islam termasuk umat Islam di Indonesia sangat berharap kepemimpinan AS yang akan datang akan dapat mengubah gaya dan kepemimpinannya ke arah yang bersahabat dengan dunia Islam atas dasar saling memahami dan menghormati.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008