Kami telah menunggu dan melihat tentang kesepakatan perdagangan...

New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street mencatat kenaikan moderat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah bertahan di dekat tanda tidak berubah untuk sebagian besar sesi, karena antusiasme atas gencatan senjata perdagangan Amerika Serikat - China memudar setelah Amerika Serikat (AS) mengancam tarif tambahan barang-barang Eropa.

Usulan tarif Washington atas barang-barang Uni Eropa senilai empat miliar dolar AS dalam perselisihan yang lebih panjang mengenai subsidi pesawat, datang ketika ketegangan perdagangan dengan China tampak mulai berkurang.

Wall Street khawatir bahwa potensi pungutan baru akan lebih jauh merusak prospek ekonomi dan berdampak pada pendapatan perusahaan, para ahli mencatat.

Namun, saham-saham telah reli mendorong S&P 500 ke sebuah rekor untuk sesi kedua berturut-turut setelah gencatan senjata perdagangan AS dengan China. Tetapi, indeks acuan itu menyelesaikan sesi Senin (1/7/2019) jauh dari tertingginya, karena investor mempertanyakan kurangnya rincian dalam perjanjian.

S&P 500 telah reli hampir tujuh persen pada Juni di tengah harapan dua ekonomi terbesar di dunia itu akan menemukan cara untuk mengakhiri perang perdagangan mereka.

Dengan AS dan data ekonomi global menunjukkan tanda-tanda perlambatan, fokus bagi investor sekarang akan beralih ke kebijakan moneter dan musim laba perusahaan yang akan datang.

Baca juga: Dolar melemah tertekan data negatif ekonomi AS

"Kami telah menunggu dan melihat tentang kesepakatan perdagangan, menunggu dan melihat pada The Fed, menunggu dan melihat pada laba dan semua itu ada di depan kami setidaknya dua minggu," kata Kepala Strategi Pasar National Securities, Art Hogan, di New York.

"Saya sama sekali tidak terkejut melihat perubahan pasar ini menjadi aksi menyamping."

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 69,25 poin atau 0,26 persen, menjadi berakhir di 26.786,68 poin. Indeks S&P 500 meningkat 8,68 poin atau 0,29 persen, menjadi ditutup di 2.973,01 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 17,93 poin atau 0,22 persen, menjadi 8.109,09 poin.

Data yang melemah memicu penurunan sekitar empat persen pada harga minyak mentah, meskipun ada kesepakatan di antara produsen minyak untuk memperpanjang pengurangan pasokan dan mendorong sektor energi S&P 500 turun 1,74 persen, hambatan terbesar di pasar.

Sementara sektor real estate naik 1,82 persen dan sektor utilitas naik 1,24 persen, merupakan sektor berkinerja terbaik S&P 500 dalam sesi ini.

Perusahaan minyak Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp, masing-masing turun lebih dari satu persen, sementara Apache Corp merosot lebih dari enam persen.

Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, pembuat kebijakan Federal Reserve, pada Selasa (2/7/2019) menyatakan skeptis bahwa pemotongan suku bunga AS adalah langkah yang tepat sampai ada lebih banyak tanda-tanda bahwa ekonomi bergerak ke jalan yang benar-benar lebih lemah.

Pelaku pasar masih mengharapkan Fed untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan 30-31 Juli, meskipun ada perkembangan terakhir dalam pembicaraan perdagangan.

Saham perusahaan Automatic Data Processing kehilangan 2,66 persen, menekan Nasdaq yang sarat teknologi, setelah sumber pasar mengatakan pialang Jefferies menawarkan kembali delapan juta saham perusahaan dengan diskon.

L3Harris Technologies melonjak 4,28 persen, menjadikannya saham berkinerja terbaik di S&P 500, setelah Jefferies menambahkan kontraktor pertahanan itu ke dalam pilihan teratas untuk kedirgantaraan dan elektronik pertahanan untuk paruh kedua 2019.

Investor sekarang menunggu laporan pekerjaan bulanan pada Jumat (5/7/2019), yang diperkirakan akan menunjukkan sektor swasta menambahkan 160.000 pekerjaan pada Juni, setelah penurunan tajam dalam pertumbuhan pekerjaan pada Mei. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Harga emas melonjak, kembali di atas 1.400 dolar

Baca juga: Harga minyak anjlok di atas 4 persen, walaupun OPEC pangkas pasokan


Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019