Sydney (ANTARA News)- Pemerintah Timor Leste seharusnya mempertimbangkan kembali kebijakan untuk berunding dengan para pemberontak setelah satu usaha pembunuhan terhadap presiden negara itu, kata Menlu Australia Stephen Smith, Minggu. Presiden Jose Ramos Horta ditembak beberapa kali dalam baku tembak dengan pemberontak di rumahnya di Dili 11 Februari di mana pemimpin pemberontak itu Alfredo Reinado tewas. Perdana Menteri Xanana Gusmao selamat tanpa cedera dari satu serangan lain terhadap konvoi kendaraannya pada hari yang sama. Kejadian-kejadian itu memicu Australia mengirim lagi pasukannya ke negara tetangga utaranya itu, sementara Menlu Timor Leste Zacharias Da Costa mengunjungi Darwin untuk menemui Ramos Horta dan Smith. Menlu Stephen Smith mengatakan pasukan Australia secara kebetulan memergoki Reinado dalam satu patroli rutin beberapa minggu lalu tetapi mundur dari konfrontasi karena Timor Leste ingin mengusahakan perundingan dengan para pemberontak itu. "Tembakan peringatan dilepaskan oleh Reinado dan para pendukungnya dan kontingen Australia mundur sesuai dengan apa yang diminta pemerintah Timor Leste," katanya kepada televisi Australia. "Presiden Ramos Horta berpendapat bahwa mereka akan mengusahakan suatu penyelesaian yang dirundingkan." Ramos Horta kini berada dalam kondisi serius tetap stabil di rumah sakit di Darwin di mana para dokter mengharapkan sekali ia akan sembuh total, demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008