Bangkok (ANTARA News) - Thailand berharap akan memulihkan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, dengan "menyelesaikan kasus "Intan Biru", menyangkut paling tidak pembunuhan empat diplomat Arab Saudi yang belum terbongkar dan hilangnya barang-barang perhiasan kerajaan seharga jutaan dolar, kata media pemerintah, Minggu.
Menlu baru Thailand Noppadon Pattama menegaskan pemulihan hubungan erat dengan Arab Saudi sebagai salah satu dari prioritas-prioritasnya bagi diplomasi "pro-aktip" nya, kata DPA mengutip Kantor Berita Thai News Agency (TNA).
Hubungan Thailand-Arab Saudi buruk dalam dua dasawarsa terakhir ini karena Thailand tidak melakukan penyelidikan yang layak dan menjelaskan tentang pembunuhan empat diplomat Arab Saudi di Bangkok dan hilangnya seorang saudagar Arab Saudi tahun 1989, yang nasibnya kabarnya ada kaitan dengan apa yang disebut Intan Biru itu.
Intan yang legendaris itu adalah termasuk di antara batu permata berharga dan barang-perhiasan yang dicuri warga Thailand, Kriangkrai Techamong, dari istana Pangeran Arab Saudi pada akhir 1980 ketika ia bekerja sebagai tukang kebun di Kkerajaan Arab Saudi itu.
Kriangkrai kabarnya mengirim barang-barnag curian itu ke Thailand dan kemudian pulang.
Sebuah penyelidikan polisi Thailand berhasil menyita barang-barang perhiasan curian itu, tetapi ketika barang-barang itu dipulangkan ke Arab Saudi banyak yang palsu, termasuk Intan Biru itu.
Seorang perwira senior polisi Thailand terbukti bersalah membunuh isteri dan putra seorang tukang emas Thailand yang dianggap punya hubungan dengan kasus itu, tetapi barang-barang perhiasan yang hilang itu tidak pernah ditemukan kembali.
Segera setelah kasus itu Arab Saudi melarang para pekerja Thailand dan melarang warganya mengunjungi Thailand sebagai wisatawan, sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan jutaan dolar dari kerajaan itu.
Noppadon, yang menjadi menlu 6 Februari, berikrar akan menyelesaikan kasus yang telah puluhan tahun itu dalam usaha memulihkan hubungan dengan Arab Saudi, sebagai bagian dari misinya untuk memperbaiki hubungan ekonomi dengan sejumlah negara. (*)
Copyright © ANTARA 2008