New York (ANTARA News) - Di tengah kampanye Tahun Kunjungan Indonesia (Visit Indonesia) 2008, masalah keamanan dan anjuran tidak bepergian (travel advisory) ke Indonesia yang kerap diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat masih menjadi ganjalan, dalam upaya menarik lebih banyak wisatawan dari AS ke Indonesia. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, di Houston, Texas, Sabtu. "Itu merupakan hambatan yang sudah cukup lama: alasan keamanan, travel advisory. Itu yang merugikan kita," kata Sapta ketika dihubungi ANTARA-New York. Sapta berada di Houston untuk menghadiri konferensi mengenai investasi dan pariwisata yang diselenggarakan lembaga nirlaba Asia Society yang juga dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Lutfi. Namun Sapta menyatakan kegembiraannya bahwa secara individual, makin banyak wisatawan AS yang mengalir ke Indonesia, kendati pemerintah AS kerap memberlakukan "travel advisory" itu. Tanpa menyebut jumlah peningkatan wisatawan, Sapta memberi contoh bahwa kapal pesiar AS, Rhapsody, pada Desember 2007 lalu sudah mulai masuk Ke Indonesia. "Sebelumnya pada dua atau tiga tahun terakhir sudah sangat jarang kapal kapal pesiar dari AS masuk ke Indonesia. Selama ini kebanyakan dari Eropa yang masuk," ujarnya. Keberadaan Sapta di Houston, Texas, menurutnya, selain dimanfaatkan untuk menjelaskan situasi terakhir tentang keamanan dan aspek-aspek kehidupan lainnya di Indonesia, juga untuk memperkenalkan program Visit Indonesia Year 2008. Dari total 5,5 juta wisatawan asing yang datang ke Indonesia pada tahun 2007, 200.000 di antaranya dari Amerika Serikat. Menurut Sapta, wisatawan AS kebanyakan menggemari objek wisata air, seperti surfing` dan diving, golf, dan spa. "Kalau yang menyukai wisata petualangan (adventure), para wisatawan tidak hanya menyukai Bali, tapi juga tempat-tempat wisata lainnya, seperti Pulau Komodo, Lombok, NTT, Manado, Batam, Bintan, Papua, dan banyak lagi," kata Sapta. Sapta sendiri pada Sabtu malam menghadiri malam kesenian Indonesia yang digelar oleh Asia Society bekerja sama dengan Houston Art Alliance. Acara yang menyajikan pertunjukan oleh Gamelan Tunas Mekar itu juga dihadiri oleh Dubes RI untuk AS, Sudjadnan Parnohadiningrat, Konjen RI di Houston, Kria Fahmi Pasaribu, serta Konjen RI di Chicago, Hidayat Kartahadimaja. Tunas Mekar adalah kelompok musik gamelan yang didatangkan dari Denver, Colorado, melalui kerja sama tiga perwakilan Indonesia di AS, yaitu KBRI Washington DC, KJRI Houston dan KJRI Chicago. Gamelan tersebut dipimpin oleh I Made Lasmawas dan beranggotakan lebih dari 20 orang, separuh di antaranya adalah warga AS. Gamelan Tunas Mekar pada Sabtu malam menyajikan tari dua babak dan disaksikan oleh lebih dari 250 orang penikmat seni yang datang ke gedung pertunjukan di tengah hujan deras yang tengah mengguyur Houston. (*)
Copyright © ANTARA 2008