Jakarta (ANTARA) - Penjual di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, mengeluhkan jumlah keuntungan yang menurun setelah revitalisasi pasar yang rampung sejak satu tahun yang lalu pada Mei 2018.

"Pendapatan sih sebenarnya tidak banyak berubah ya, tapi sekarang kami harus bayar untuk sewa kios di dalam, jadi keuntungan menurun, dan kami tidak mungkin kalau tidak mempekerjakan anak buah," kata salah satu penjual buah, Irfan, saat dijumpai di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

Baca juga: Pemprov DKI akan buat sayembara kostum Persija untuk PNS
Baca juga: Adhyaksa harap Jakarta segera memiliki wakil gubernur


Menurut dia, sejak revitalisasi tersebut, dirinya tak lagi dapat berjualan selama 24 jam di lokasi yang sama. Dari pagi hingga sore hari, dirinya biasa berjualan di jalan yang menghubungkan pasar tekstil dengan pasar bahan pokok, namun, dari pukul 18:00 hingga pukul 06:00 keesokan harinya, dia harus pindah ke kios di dalam gedung pasar yang telah dia sewa.

Meski demikian, dia mengakui suasana pasar kini jauh lebih nyaman untuk berjualan, terutama karena lokasi penjualan buah yang terpisah dari bahan-bahan makanan lain seperti ayam dan daging.

"Jadi ya memang tidak bau sih dan tidak becek, kita yang berjualan nyaman pembelinya juga nyaman," kata Irfan.

Dia pun berharap agar penjualan dapat berangsur naik sehingga jumlah keuntungannya dapat kembali mencapai angka yang sebelumnya didapatkan.

Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur rampung direvitalisasi pada bulan Mei 2018 lalu, setelah melalui proses selama kurang lebih tiga tahun dari tahun 2015.

Kini, tampilan Pasar Kramat Jati jauh berbeda dari pasar tradisional pada umumnya, setiap penjual memiliki area kios atau los masing-masing dan tertata dengan rapi. Tak ada bau menyengat khas pasar tradisional ataupun lantai yang becek.

Di dalam revitalisasi pasar tersebut dilakukan sejumlah perbaikan seperti penguatan pondasi connecting bridge, cor parkiran, penggantian plafon, pengecatan dan perbaikan saluran air.

Selain perbaikan juga dilakukan pembangunan toilet berstandar A, Pembangunan masjid, pembangunan pos keamanan dan perbaikan kantor pengelola.

Untuk Pasar UPB Kramat Jati sendiri berdiri di lahan seluas 18.715 meter persegi, sedangkan bangunan dan sarana pendukung seluas 27.874 meter persegi. Sedangkan untuk tempat usahanya sendiri ada sebanyak 1.800 tempat usaha yang terdiri dari 1.509 kios dan 291 los.

Baca juga: Adhyaksa bantah ingin jadi wagub DKI pengganti Sandiaga
Baca juga: Gubernur DKI soroti pentingnya kolaborasi pemerintah dan wartawan

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019