Parachinar, Pakistan (ANTARA News) - Pihak berwenang memberlakukan jam malam di sebuah kota Pakistan barat laut, menyusul serangan pembom bunuhdiri atas para pendukung mantan perdana menteri terbunuh, Benazir Bhotto, yang menewaskan 39 orang, kata seorang pejabat.
Serangan bom Sabtu di kota Parachinar dekat perbatasan Afghanistan adalah yang paling banyak menelan korban jiwa dalam kampanye bagi pemilu 18 Februari yang diharapkan para sekutu Pakistan akan membantu memulihkan stabilitas negara itu.
"Kami telah memberlakukan jam malam untuk mencegah kerusuhan . Jika situasi kembali tenang maka kami mungkin mencabutnya," kata Zaheer al Islam, seorang pejabat penting pemerintah distrik itu kepada Reuters.
Parachinar adalah kota utama daerah suku Kurram yang menjadi ajang bentrokan berdarah antara kelompok mayoritas Sunni dan minoritas Syiah dalam bulan-bulan belakangan ini.
Islam menuduh "unsur-unsur anti negara" atas terjadinya ledakan bom itu. Seorang pejabat lainnya mengatakan satu kepala, diduga adalah pembom bunuh diri itu telah ditemukan.
Islam mengatakan pihak berwenang belum membuat satu keputusan apakah akan tetap melaksanakan pemilu Senin nanti.
"Itu tergantung pada situasi," katanya.
Seorang dokter di rumah sakit pemerintah Parichinar mengatakan 39 orang tewas akibat ledakan bom itu dan lebih dari 100 orang cedera. Banyak dari mereka yang cedera itu berada dalam kondisi kritis dan jumlah yang meninggal mungkin akan bertambah, katanya.
Kampanye bagi pemilu parlemen baru dan dewan-dewan provinsi itu telah disuramkan oleh kekuatiran keamanan terutama setelah pembunuhan pemimpin oposisi Benazir dalam satu penembakan dan serangan bom 27 Desember.
Copyright © ANTARA 2008