Jadi setiap mau makan, habis BAB, habis buang air kecil, dan habis aktivitas apapun kalau mau makan harus cuci tangan pakai sabun di air mengalir

Madiun (ANTARA) - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota Madiun meminta warga setempat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan tempat tinggalnya guna mencegah penyebaran aneka penyakit, di antaranya hepatitis A yang saat ini sedang marak terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

"Saya mengimbau masyarakat untuk PHBS-nya ditingkatkan. Di antaranya bisa cuci tangan pakai sabun yang harus digalakkan. Jadi setiap mau makan, habis BAB, habis buang air kecil, dan habis aktivitas apapun kalau mau makan harus cuci tangan pakai sabun di air mengalir," ujar Kepala Dinkes dan KB Kota Madiun dr. Agung Sulistya Wardani di Madiun, Selasa.

Menurut dia, hepatitis A sangat menular namun bisa dicegah dengan hidup bersih dan sehat. Sedangkan, cara penularannya yakni masuk ke dalam pencernaan orang sehat melalui makanan maupun minuman yang tercemar tinja penderita virus hepatitis A.

"Hepatitis itu lewatnya 'fecal-oral'. Jadi apa yang dikeluarkan oleh penderita, kena orang sehat lewat makanan, bisa menular," katanya.

Meski penyakit hepatitis A tidak sampai mematikan, namun penderita yang terkena virus tersebut harus segara mendapat penanganan medis.

Adapun gejala penyakit hepatitis A, di antaranya mengalami kelelahan, demam, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Selain itu menguningnya kulit dan bagian putih pada mata karena meningkatnya kadar bilirubin. Kemudian, urine berwarna gelap serta kotoran BAB berwarna terang.

Ia menambahkan, kasus hepatitis A pernah terjadi di Kota Madiun pada tahun lalu namun tidak signifikan seperti di Kabupaten Pacitan.

Untuk itu, warga Kota Madiun diimbau selalu memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungannya. Dengan demikian tidak hanya mencegah hepatitis A, namun juga penyakit menular lainnya di antaranya demam berdarah, diare, dan sebagainya.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019