Intinya semua pedagang di sini setuju adanya revitalisasi, namun relokasi tidak jauh-jauhJakarta (ANTARA) - Ketua Koperasi Bersama Pedagang Pasar Bunga Rawa Belong, Jajang Chariat menyatakan bahwa pedagang setuju akan adanya revitalisasi pasar, namun relokasinya tidak jauh dari pasar.
"Intinya semua pedagang di sini setuju adanya revitalisasi, namun relokasi tidak jauh-jauh," kata Jajang Chariat di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa.
Menurut Jajang, pihak Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta, melakukan sosialisasi sekaligus pendataan bagi pedagang yang hendak di relokasi ke Pasar Semanan maupun Pasar Klender.
Namun sudah 75 persen yang hadir dalam sosialisasi tersebut tidak mengamininya ketika revitalisasinya yang menurut rencana akan berlangsung di 2021 itu harus menempati lokasi yang jauh dari Rawa Belong.
Baca juga: Target revitalisasi 21 pasar tradisional Jakarta diperkirakan mundur
"Mereka menolak dengan relokasinya, karena dinilai terlalu jauh. Harus memakan waktu banyak jika memang harus dagang di situ (Semanan dan Klender)," ucap Jajang.
Total jumlah pedagang di Pasar Bunga Rawa Belong mencapai sekitar 600 orang ini berdomisili tidak jauh dari kawasan pasar itu.
Sementara, menurut dia, kondisi pasar sendiri memprihatinkan. Parkiran yang sesak dan jalanan yang sempit membuat pasar layak direvitalisasi.
Baca juga: Pengamat: revitalisasi pasar dorong peningkatan penerimaan daerah
Senada dengan yang diucapkan pedagang, Edi Siregar (55) yang telah berdagang mulai 1999, jika revitalisasi berlangsung mereka berharap revitalisasinya dari satu sisi gedung dulu.
"Ya mudah-mudahan dikabulkan, jika pembangunannya dari sisi blok A dan B dulu. Maka kita bisa tetap berjualan di blok C dan sebaliknya," ucap Edi Siregar.
Edi sangat mendukung sekali jika mendatang, Pasar Bunga Rawa Belong dijadikannya sebagai ikon pasar bunga terbesar di Jakarta yang semakin representatif usai revitalisasi pada dua gedung blok A dan B serta blok C yang kini hanya bertingkat dua.
Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019