Banda Aceh (ANTARA News) - Para petani di kawasan Kabupaten Aceh Jaya resah karena kehadiran seekor gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) yang terus mengobrak-abrik tanaman pertanian dan perkebunan mereka. "Satwa liar itu bukan saja mengobrak-abrik tanaman padi, tetapi juga menyerang masyarakat yang mencoba menghalaunya," kata Kepala Mukim Panga Pasi, M Yunus AR kepada ANTARA News di Banda Aceh, Sabtu. Gajah tunggal yang memiliki gading sekitar satu meter itu mengobrak-abrik tanaman padi rakyat dan kelapa di kawasan Desa Alue Pande, sekitar 200 KM sebelah barat Banda Aceh itu sekitar empat hari lalu. "Masyarakat yang mencoba menghalaunya dengan menghidupkan api di pinggiran kebunnya sudah beberapa kali dikejarnya, namun mereka berhasil menyelamatkan diri," kata Yunus AR. Gangguan gajah di kawasan Desa Alue Pande, Panga ini merupakan yang kedua, setelah pertama pertengahan Januari 2008 sebanyak delapan ekor gajah liar juga mengobrak-abrik tanaman pertanian di kawasan itu. "Kawanan gajah liar lalu kembali ke habitatnya, setelah warga mengusir secara tradisional, namun sempat tiga hari bertahan di kawasan hutan pinggiran daerah tersebut," katanya. Sementara Camat Panga Drs Mahdali menyebutkan gangguan gajah di daerahnya cukup meresahkan karena banyak tanaman padi sedang menguning milik beberapa orang warga dikabarkan kini telah rusak. Keluhan masyarakat itu sudah dilaporkan kepada Pemerintah setempat secara lisan dan melalui surat, namun belum ada upaya penanggulangan, sementara tanaman pertanian warga terus digasaknya. "Masyarakat berharap pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSAD) Aceh ikut terlibat untuk mengajarkan masyarakat bagaimana cara menghalau gajah itu agar segera kembali kehabitatnya," demikian Camat Panga Drs Mahdali.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008