Ambon (ANTARA News) - Menpora Adhyaksa Dault mengatakan semangat nasionalisme, generasi muda, perlu dikembangkan di perbatasan khususnya Indonesia - Malaysia untuk mencegah mereka tertarik bekerjasama atau menjadi tenaga yang dimanfaatkan negara tetangga untuk tujuan yang bisa merugikan Indonesia. "Saya akan bicara dengan Mendagri dan Menkopolhukam untuk dibuat program yang dapat membangkitkan nasionalisme di daerah perbatasan," kata Menpora usai memberikan kuliah umum di Universitas Pattimura, Ambon, Sabtu, saat ditanya dugaan adanya WNI yang menjadi paramiliter Malaysia. Menpora mengatakan bahwa dugaan tersebut sudah dibantah (tidak ada WNI yang menjadi paramiliter). Namun demikian, hal itu bukan tidak mungkin terjadi di masa mendatang, oleh sebab itu perlu dilakukan antisipasi, katanya. Menpora juga mengingatkan kembali bahwa semangat nasionalisme yang dikembangkan bukan nasionalisme formal seperti zaman dahulu melalui penataran P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) "Nasionalisme formal dikembangkan dari atas ke bawah sehingga tidak bisa mengena ke masyarakat," katanya. Nasionalisme yang perlu dikembangkan adalah nasionalisme populer, yakni dengan cara-cara populer seperti film-film yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme namun dibungkus dengan cara atau tema-tema yang menarik, katanya. Selain itu, daerah perbatasan juga perlu dikembangkan perekonomiannya sehingga masyarakat Indonesia, termasuk para generasi muda, tidak tertarik untuk mencari pekerjaan ke negara tetangga. "Apalagi jika sampai ingin menjadi warga negara asing. Jangan sampai," katanya. Sementara itu saat memberikan kuliah umum, Adhyaksa meminta instansi terkait atau pihak-pihak terkait untuk mengembangkan olahraga di daerah konflik atau daerah yang memiliki banyak persoalan pemuda seperti narkoba dan perkelahian. "Karena olahraga dapat menjadi solusi di daerah konflik dan mencegah pemuda menjurus ke kegiatan yang negatif," katanya. Sebagai contoh, katanya, ia pernah mengirim bola dalam jumlah cukup banyak ke Provinsi Papua. Hal itu membuat masyarakat Papua yang mendapatkan bola tersebut senang berolah raga dan akhirnya melupakan atau tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada separatisme. Menpora juga mengatakan, kegiatan olahraga dapat menghindari pemuda dan remaja dari kegiatan yang merusak.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008