Dili (ANTARA News) - Militer Timor Leste dan pasukan internasional melancarkan satu operasi terhadap para pemberontak yang bersembunyi di bukit-bukit dekat ibukota Dili, setelah usaha pembunuhan terhadap presiden negara itu.Peraih hadiah perdamaian Nobel Jose Ramos Horta, 58 tahun, sedang menjalani pemulihan di rumah sakit di Australia setelah ditembak dan luka parah di rumahnya di Dili, Senin dalam satu serangan oleh tentara-tentara yang memberontak yang menurut para pengamat dapat memicu aksi kekerasan baru di negara kecil itu.Perdana Menteri Xanana Gusmao lolos dan tanpa cedera dari satu serangan lain oleh para pengikut pemimpin pemberontak Alfredo Reinado yang tewas dalam serangan itu. "Kami tahu bahwa penduduk melindungi mereka (pemberontak). Kami mengimbau penduduk tidak melindungi mereka karena dengan melakukan tindakan itu berarti nyawa mereka bisa berisiko," kata panglima militer Timor Leste Brigjen Taur Matan Ruak dalam satu jumpa wartawan, dikutip Reuters. "Kami mengimbau penduduk membantu penyelesaian damai masalah itu. Selama dua tahun mereka membantu Alfredo, tetapi apa yang telah mereka peroleh?" Ruak mengatakan pasukan keamanan sedang memeriksa lebih dari 30 orang sehubungan dengan serangan-serangan terhadap dua pemimpin negara itu dan akan mulai melakukan pemeriksaan rumah-rumah penduduk untuk mencari pemberontak. Ia mendesak tentara-tentara yang dipecat tahun 2006 itu bergabung bersama dengan yang lainnya yang setuju berunding dengan pemerintah untuk menyelesaikan keluhan-keluhan mereka. Reinado keluar dari militer Mei 2006 untuk bergabung dengan sekitar 600 mantan tentara yang telah dipecat awal tahun itu. Para tentara itu mengeluhkan bahwa mereka didiskriminasi karena mereka berasal dari bagian barat Timor Leste. Pemecatan tentara-tentara itu menimbulkan protes-protes yang meningkat menjadi gelombang aksi kekerasan, dimana 37 orang tewas dan sekitar 150.000 orang mengungsi. Pasukan keamanan internasional dikirim ke negara yang kaya sumber alam tetapi masih miskin itu untuk menghentikan perang antar etnik dan bentrokan antara polisi dan militer yang bersaing tahun 2006. Jaksa agung negara itu mengeluarkan perintah penangkapan terhadap 24 orang yang diduga terlibat serangan-serangan Senin itu. Timor Leste memperoleh kemerdekaan penuh dari Indonesia tahun 2002.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008