Denpasar (ANTARA News) - Kalangan pebisnis internasional menekankan bahwa emisi gas rumah kaca (GRK) dunia harus direduksi hingga lebih dari 50 persen sampai tahun 2050.Penurunan emisi tersebut harus sudah mulai terlihat signifikan terhitung dalam 10 atau 15 tahun ke depan guna menjaga pemanasan suhu rata-rata global dibawah dua derajat Celcius.Demikian disampaikan Verena Puspawardani dari WWF Indonesia, Sabtu dini hari, mengutip "Deklarasi Tokyo" yang ditandatangani di tengah Climate Savers Summit 2008 yang diselenggarakan oleh WWF dan Sony di Tokyo. Tokyo Kelompok Bisnis, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti Sony, Nokia, dan Nike, meluncurkan Deklarasi Tokyo sebagai komitmen bersama untuk turut mengatasi perubahan iklim. Deklarasi Tokyo dipresentasikan oleh Chairman sekaligus CEO Sony, Sir Howard Stringer, pada malam ketiga ulang tahun implementasi Protokol Kyoto. Hal itu sebagai panggilan bagi komunitas pebisnis global dalam mengabil tindakan untuk perubahan iklim. "Di Sony, kami percaya bahwa sangat tidak mungkin sebuah bisnis berkembang jika tidak didukung kondisi lingkungan yang baik. Karena itu kami berkomitmen menggunakan kemampuan teknologi dan pengetahuan untuk mengurangi dampaknya, termasuk di lingkup rumah konsumen," ungkap Sir Howard Stringer. Disebutkan bahwa Sony dikenal sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam setiap aktivitas bisnis dengan meminimalisir dampak lingkungan. Selain itu juga menggunakan talenta unik guna membantu menyelesaikan masalah lingkungan bersama dengan rekan dan partner. Para penandatangan Deklarasi Tokyo dan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Climate Savers WWF yang lainnya telah berhasil mencapai target ambisius penurunan emisi yang mereka janjikan ketika bergabung dengan program Climate Savers. Dengan adanya deklarasi, mereka memperbesar efeknya dengan mengajak dan mendorong partner bisnis lain untuk mengambil langkah efektif dalam menurunkan emisi. Kemudian bersama-sama mempromosikan gaya hidup rendah karbon kepada klien dan konsumen. "Program Climate Savers WWF dan Deklarasi Tokyo menawarkan lingkup yang lebih luas bagi para pebisnis untuk berkontribusi menyukseskan aksi terkait perubahan iklim," tegas James Leape, Director General WWF International. Perusahaan-perusahaan tersebut patut diberi penghargaan karena tidak hanya memberi contoh dalam penentuan target penurunan emisi, tapi juga keinginan kuat mendorong pemerintah, lingkup komunitas bisnis yang lebih luas, dan klien serta konsumen, katanya. Dengan Deklarasi Tokyo, perusahaan-perusahaan tersebut menargetkan untuk mengangkat insentif dan benefit dari tindakan voluntari serta inovatif yang dilakukan sejak awal untuk perubahan iklim. Para penandatangan Deklarasi Tokyo adalah Allianz, Catalyst, Collins, Hewlett Packard, Nike, Nokia, Novo Nordisk, Sagawa, Sony, Spitsbergen Travel, Tetra-Pak dan Xanterra. Fitrian Ardiansyah, Direktur Program Iklim dan Energi, WWF-Indonesia, menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia punya peluang besar untuk berkontribusi serupa. Mereka dapat melakukan penghematan energi, inovasi desain produk, pengalihan ke sumber energi yang terbarukan, dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak merusak ekosistem. Semua itu pada gilirannya akan membuat perusahaan lebih "cost-effective" dan mempunyai citra yang baik di pasar. Hal itu seperti yang telah dicontohkan perusahaan berskala global. Ditegaskannya, tantangan terbesar yang dihadapi adalah perubahan paradigma bahwa mengurangi emisi bukanlah cost center", melainkan penghematan biaya operasi perusahaan. Selain itu, "awareness", kreativitas, dan kapasitas staf perusahaan, serta dukungan konsumen/pembeli untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih hijau. "Yang lain adalah insentif yang harus ditawarkan pemerintah dalam bentuk kemudahan bagi perusahaan yang ramah lingkungan," kata Fitrian Ardiansyah. Pada kenyataannya, beberapa perusahaan Indonesia telah memiliki pasar di tingkat internasional. Dengan adanya perubahan iklim, permintaan produk yang ramah lingkungan dan hemat energi semakin meningkat. "Dengan mengadopsi prinsip Climate Savers, perusahaan Indonesia dapat meningkatkan daya saing di tingkat internasional, sekaligus secara nyata menunjukkan kepedulian pada lingkungan yang lebih baik di Indonesia," ajaknya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008