Sumur resapan dapat dilakukan untuk wilayah hilir yang memiliki luas kawasan yang terbatas. Rumah saya juga saya buat sumur resapan
Jakarta (ANTARA) - Kekeringan bisa dicegah dengan berbagai cara, dimulai dari wilayah hulu sampai hilir, di mana sumur resapan menjadi salah satu alternatif mencegah kekeringan untuk kawasan hilir, kata akademisi Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Dr Rinekso Soekmadi.
"Untuk lahan yang sangat terbatas, penyediaan sumur resapan lebih efektif untuk wilayah hilir," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan sumur resapan bisa dibuat di bawah fondasi rumah. Ada baiknya dibuat ketika akan membangun rumah.
Fungsi sumur resapan itu, katanya, menahan laju air hujan agar terbuang sia-sia atau langsung ke sungai dan mengalir ke laut.
Dengan membuat sumur resapan di bawah fondasi rumah, air limpahan dari genting dialirkan ke bawah sumur resapan sehingga air tersimpan lebih lama.
Ia mengatakan tidak ada patokan khusus untuk ukuran sumur resapan yang akan dibuat, minimal satu rumah memiliki dua sumur resapan. Ukuran yang dimungkinkan untuk dibuat 1x1 meter, tergantung ruang yang tersedia di rumah tersebut.
"Paling tidak ukuran sumur resapannya jangan sampai membahayakan fondasi rumahnya," kata Rinekso yang juga Dekan Fakultas Kehutanan IPB itu.
Menurut dia, sumur resapan untuk mencegah kekeringan sifatnya jangka panjang, tidak bisa instan, akan tetapi akan efektif bila dilakukan secara agregat setiap individu dalam satu kawasan setingkat desa.
Akan tetapi, katanya, memang upaya itu supaya air hujan tidak terlalu cepat mengalir ke sungai, tetapi diresapkan ke dalam tanah dan selama mungkin dibuat tertahan di tanah supaya bisa menjadi persediaan air tanah.
Dengan sumur resapan itu, kata dia, air tidak menguap secara langsung, tidak mudah mengalir langsung ke laut.
Kalau air dengan cepat mengalir ke laut, kata dia, akan sia-sia air itu.
"Untuk menghambat laju kekeringan misalnya seminggu sudah tidak hujan sumur kekeringan habis airnya, fungsi sumur resapan bisa membuat air tanah bertahan lebih lama dari itu," kata Rinekso.
Ia berpendapat, upaya penanaman dan pembuatan sumur resapan di bawah fondasi rumah bisa dilakukan secara simultan, tetapi disesuaikan dengan kondisi lahan.
Untuk wilayah terbuka, katanya, bisa dilakukan dengan menumbuhkan kembali vegetasinya, karena akar pohon selain menghasilkan oksigen juga perakarannya berfungsi menyimpan air dan ketika kemarau bisa menyalurkan air lewat aliran dalam tanah.
"Sumur resapan dapat dilakukan untuk wilayah hilir yang memiliki luas kawasan yang terbatas. Rumah saya juga saya buat sumur resapan," kata Rinekso.
Baca juga: Tangerang bangun 200 sumur resapan antisipasi krisis air
Baca juga: KLH menyebut satu dasawarsa 40 persen mata air hilang
Baca juga: DLH Yogyakarta lanjutkan program sumur resapan di sekolah
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019