Belo Horizonte, Brasil (ANTARA) - Pelatih Brasil Tite mengaku tak bisa tidur beberapa malam terakhir menjelang semifinal Copa America melawan Argentina.
Tite menggantikan Dunga yang dipecat setelah Brasil bermain buruk pada Centenario Copa America 2016. Dia mengaku sekarang sama gelisahnya dengan waktu pertama kali menangani timnas.
"Saya tak bisa nyenyak tidur, saya bukan Superman, saya punya cara sendiri dan saya bisa mengatasi hal itu," kata dia menjelang pertandingan Rabu pagi esok di Stadion Mineirao di Belo Horizonte di mana Brasil dihancurkan 1-7 oleh Jerman pada Piala Dunia 2014.
"Kemarin saya bangun pukul 3.15 pagi, saya memikirkan apa yang akan saya lakukan. Sebagai pelatih saya selalu punya kertas catatan di sebelah saya untuk menuliskan apa pun di sana. Itulah realitas menjadi pelatih, bukan hanya saya, (pelatih Argentina Lionel) Scaloni juga begitu, kami semua."
Baca juga: Prediksi Brasil vs Argentina, trauma Mineirazo dan penantian "Messiah"
Pertandingan ini disebut-sebut sebagai laga antara pemain-pemain bintang berkemampuan individual tinggi di Argentina seperti Lionel Messi dan Sergio Aguero melawan permainan kolektif Brasil. Tetapi Tite menyebut Argentina lebih dari sekadar kumpulan individu sehingga mustahil hanya menghentikan segelintir pemain berbakat.
"Argentina menjadikan kebanyakan talenta-talenta individual itu saling terkait sehingga membentuk unit yang koheren," kata dia.
"Anda tak bisa mematikan Messi, Anda mungkin bisa mengurangi apa yang dia bisa tetapi Anda tidak bisa melumpuhkan pemain pada level seperti itu, Anda tak bisa menjinakkan (Philippe) Coutinho, (Roberto) Firmino, Willian, David (Neres), pada titik tertentu mereka akan menghasilkan sesuatu."
Pada diri kiper Alisson yang juga penjaga gawang Liverpool, Brasil memiliki pemain yang berpengalaman menyingkirkan Messi dari kompetisi-kompetisi penting.
Baca juga: Jesus: Messi dan Aguero harus berkeringat untuk tembus pertahanan kami
Dialah yang menjaga gawang Roma pada 2017/2018 ketika klub ini bangkit dari defisit 1-4 dalam leg pertama Liga Champions melawan Messi di Barcelona, untuk berbalik menang 3-0 di Stadio Olimpico guna mencapai semifinal berkat selisih gol tandang.
"Dalam sepak bola tidak ada logika, ada pertandingan di mana seorang pemain menciptakan perbedaan, saya melihatnya ketika kami menghadapi Messi dan dia menciptakan perbedaan," kata Alisson merujuk leg pertama Liga Champions antara Barcelona dan Liverpool di mana Messi mencetak dua gol.
"Tetapi pada pertandingan kedua tim kamilah yang berhasil dan kami lolos."
Alisson menambahkan, "Setiap pertandingan punya kisahnya sendiri, pertandingan bersama Roma punya ceritanya sendiri, pertandingan dengan Liverpool punya cerita lain. Beruntung cerita-cerita itu adalah dua kisah yang sejalan dengan saya."
Baca juga: Thiago Silva tetap waspadai Messi
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019