Jakarta (ANTARA News) - Gonjang-ganjing aliran dana BI ke parlemen menimbulkan korban yang "besar", dengan tidak bersedianya Gubernur BI Burhanuddin Abdullah untuk dicalonkan kembali.
Burhanuddin merasa dijadikan korban politikus dan tidak rela jika keberadaan dan independensi BI di "obok-obok".
Dengan tidak bersedianya Burhanuddin dicalonkan kembali, maka muncul nama-nama yang akan mengisi jabatan Gubernur BI tersebut.
Nama-nama yang beredar antara lain dari kalanan internal, Hartadi A. Sarwono, Muliaman D. Hadad dan Miranda Gultom, sedangkan dari kalangan eksternal ada Agus Martowardoyo (Bank Mandiri) dan Darmin Nasution (Dirjen Pajak).
Menanggapi calon Gubernur BI tersebut, Director Country Economist Citi Indonesia, Anton H. Gunawan, mengatakan sebenarnya pasar lebih suka pada calon yang berasal dari kalangan internal. "Hartadi dan Miranda itu kredibel di pasar," katanya.
Namun, katanya, kembali lagi kepada keinginan pemerintah akan dijadikan seperti apa BI.
"Kalau untuk stabilisasi dan pengendalian moneter, maka Hartadi dan Miranda layak menjadi Gubernur BI. Tapi kalau untuk pengawasan dan pengaturan lembaga perbankan, mungkin Muliaman dan Agus lebih tepat," tambahnya.
Dia menambahkan saat ini sosok yang dibutuhkan untuk Gubernur BI adalah sosok yang dapat mengerti dan memahami stabilisasi dan pengendalian moneter. Terutama untuk menjaga kurs rupiah pada posisi yang sehat dan kondusif untuk pertumbuhan ekonomi nasional. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008