Medan (ANTARA News) - Maskapai penerbangan nasional Merpati Nusantara Airlines terancam menghentikan operasional rute Medan-Jakarta pada bulan ini akibat melambungnya harga avtur. "Penerbangan rute Medan-Jakarta memang saat ini sedang dievaluasi dan kemungkinan penghentian operasional tetap ada, namun kita optimis rute itu tidak akan ditutup," ujar District Manager Merpati Nusantara Airlines Medan, Reynold Simatupang, di Medan, Kamis. Dia mengatakan, harga avtur yang diberlakukan saat ini untuk penerbangan di Medan sebesar Rp8.338/liter, yang mengakibatkan terjadi persaingan yang ketat antara sesama operator penerbangan di Medan khususnya rute Medan-Jakarta. Secara tidak langsung kenaikan itu juga menyebabkan terjadinya perang tarif dan berpengaruh pada menurunnya pendapatan akibat kenaikan biaya "fuel surcharge", sementara harga tiket pesawat yang dijual normal karena konsumen menginginkan tiket murah. "Untuk ke Jakarta, meski kini ada maskapai yang berani jual Rp420.000/penumpang, namun kita hanya berani jual Rp513.000. Dengan harga itu kita hanya mendapatkan harga dasar Rp279.000 setelah dipotong `fuel surcharge` Rp200.000, PPN dan ansuransi Rp34.000," rincinya. Menurut dia, dengan kondisi seperti itu sebaiknya pemerintah mengawasi penjualan tiket maskapai sesuai dengan tarif batas bawah penerbangan untuk menghindari saling "bunuh" sesama maskapai. Kendati demikian, lanjut dia, saat ini "load factor" Merpati rute Medan-Jakarta masih tinggi atau berkisar 80 persen dengan penerbangan satu kali dalam sehari. "Rute itu kita buka kembali pada awal Desember 2007 dengan dua kali penerbangan setiap hari. Namun frekuensi penerbangan itu kini hanya satu kali sejak Januari lalu karena keterbatasan armada untuk melayani rute Papua," ujarnya. Selain rute Medan-Jakarta, Merpati di Medan juga melayani rute lain yakni Medan-Gunung Sitoli dengan frekuensi empat kali sehari, Medan-Pekanbaru-Palembang satu kali sehari. Kemudian rute Medan-Sibolga dengan lima kali seminggu, Medan-Meulaboh empat kali seminggu dan Medan-Sinabang dengan tiga seminggu dengan "load factor" 99 persen.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008