Kebanyakan kulit buah rambutan yang sudah menjadi limbah itu, dan dibiarkan begitu saja hingga membusuk oleh masyarakat. Namun oleh mahasiswa Unimed muncul suatu ide untuk memanfaatkan kulit rambutan tersebut dan diolah menjadi jenis produk yang lagi

Medan (ANTARA) - Lima mahasiswa Universitas Negeri Medan, Provinsi Sumatera Utara, memiliki kreasi yang cukup cemerlang dan mengolah limbah kulit buah rambutan dengan nama latin "Naphelium Lappaceum" untuk bahan toner wajah.

Ketua Peneliti dari Mahasiswi (Bilingual Biologi) Universitas Negeri Medan (Unimed) Novianti Panjaitan, Senin (1/7), mengatakan di musim panen buah rambutan seperti sekarang ini, jumlah limbah dari kulit buah tersebut semakin meningkat.

Bahkan, menurut dia, kebanyakan kulit buah rambutan yang sudah menjadi limbah itu, dan dibiarkan begitu saja hingga membusuk oleh masyarakat.
Namun oleh mahasiswa Unimed muncul suatu ide untuk memanfaatkan kulit rambutan tersebut dan diolah menjadi jenis produk yang lagi sedang naik daun, yakni toner wajah.

Ia menjelaskan, dalam tahap pembuatannya, metode yang digunakan adalah metode maserasi. Sebelum diproses, kulit rambutan dicuci bersih terlebih dahulu sambil dipotong untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil.

Pemotongan ini dilakukan guna mempercepat proses pengiringan. Potongan-potongan kulit rambutan tadi yang telah menjadi kering merata setelah dilakukan penjemuran, dan kemudian diblender hingga menjadi bubuk.

Baca juga: Mahasiswa Unimed olah biji saga jadi minuman kaya protein

Novianti menyebutkan, bubuk kulit rambutan yang sudah diproses ini, dicampur dengan ethanol dalam metode maserasi.

Hasil berupa ekstrak kulit rambutan yang diperoleh itu, yang dijadikan sebagai bahan utama dalam produk bernama "TORNADO" yang merupakan singkatan dari Toner Wajah Ekstrak Naphelium Lappaceum Indonesia.

Produk ini memiliki banyak kandungan yang baik untuk kesehatan kulit. Selain itu, produk ini memiliki klaim dapat mengecilkan pori-pori wajah, memberi sensasi sejuk, dan memudarkan bekas jerawat.

Beberapa konsumen dan warga yang membeli toner wajah itu, sudah memberikan manfaat bahwa produk tersebut ampuh untuk meratakan kulit, katanya.

Lima mahasiswa Unimed yang melakukan penelitian itu, yakni diketuai oleh Novianti Panjaitan (Bilingual Biologi) dengan anggota Adinda Rahma Jelita Nasution (Bilingual Biologi), Habibi Syahputra Pane (Pendidikan Biologi), Eunike Algrea (Manajemen) dan Verawaty Theresita Butar-Butar (Bilingual Biologi).

Tim penelitian tersebut, lolos pendanaan Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) yang dibimbing oleh Dr Hasruddin, MPd.

Baca juga: Mahasiswa Unimed buat paving block dicampur abu gosok
Baca juga: Daun kelapa sawit bisa dijadikan antimalaria tim mahasiswa Unimed

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019