Tokyo (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Jepang 0,9 persen pada kuartal terakhir 2007, dua kali lipat dari tingkat yang diprediksikan, tetapi kemungkinan melemah tahun ini, demikian laporan Reuters. Pertumbuhan triwulanan lebih kuat dari pada yang diprediksikan kenaikan 0,4 persen, karena kuatnya pembelanjaan modal dan ekspor, data pemerintah menunjukkan, Kamis. Pertumbuhan yang menunjukkan gejala meningkat tersebut mendorong saham-saham Jepang naik tiga persen di tengah-tengah harapan bahwa Jepang mungkin terhindar dari resesi. Tetapi, para ekonom mengatakan bahwa pertumbuhan mungkin menggairahkan bagi ekonomi tersebut sebelum kemudian melemah pada 2008. "Angka tersebut di mana kuat, tetapi tidak mungkin Bank of Japan akan merubah langsung berbagai kebijakan yang sudah diputuskan," kata Yasuhiro Onakado, ekonom senior pada Daiwa SB Investments. "Bank of Japan mungkin akan tetap membuka opsi mempertahankan tingkat suku bunga saat ini atau ketimbang menurunkan suku bunga karena situasi sedikit buruk sejak Januari dan pertumbuhan yang tidak menentu seputar ekonomi tersebut." Data tersebut diikuti suatu tinjauan pesimistis dari para pimpinan finansial di negara-negara Industri Kelompok Tujuh pada saat mereka bertemu di Tokyo Sabtu lalu, di tengah-tengah kekhawatiran resesi yang terjadi di Amerika Serikat yang diakibatkan krisis pinjaman. Obligasi berjangka pemerintah Jepang turun hampir setengah poin tetapi pasar-pasar finansial masih terbuai dengan gagasan penurunan tingkat suku bunga Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ). (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008