Kredit Tumbuh 24% Meliputi Seluruh Segmen Nasabah;Laba Bersih Naik 60% Menjadi Rp 2.1 Triliun Jakarta, 14 Februari 2008 (ANTARA) - PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Danamon) hari ini mengumumkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 10.344 miliar untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2007. Pada tahun 2007 lalu, kredit Danamon tumbuh di semua segmen nasabah, di mana kredit Mass Market dan kredit ritel mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi; masing-masing sebesar 32% dan 41%. Total kredit Danamon mencapai Rp 53.330 miliar pada akhir tahun 2007, meningkat 24% dari akhir tahun sebelumnya, sementara laba bersih setelah pajaknya mencapai Rp 2.117 miliar, atau naik 60% year-on-year. "Laju pertumbuhan kredit kami dalam beberapa kuartal terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan," kata Sebastian Paredes, Direktur Utama Danamon. Hal ini telah memungkinkan Danamon menjadi salah satu bank dengan tingkat rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) yang tertinggi, yaitu 88,1% per 31 Desember 2007, naik dari 75,5% pada akhir tahun 2006. Dengan memperhitungkan pendanaan jangka panjang yang dimilikinya, LDR Danamon pada akhir tahun lalu berada pada tingkat 73,7%. "Upaya kami untuk menyediakan akses pendanaan kepada basis nasabah yang luas, termasuk segmen-segmen nasabah yang sebelumnya tidak dilayani oleh sektor perbankan, telah memberikan kontribusi yang signifikan pada penyaluran kredit kami dan merupakan bagian yang integral dari peran kami dalam pembangunan perekonomian," lanjut Sebastian. Kredit Mass Market yang menyumbang 44% dari total kredit Danamon meningkat 32% seiring dengan pertumbuhan kredit mikro dan bisnis pembiayaan kendaraan bermotor. Sepanjang tahun lalu, kredit mikro tumbuh sebesar 48% menjadi Rp 8.600 miliar dan kini mencakup 16% dari total kredit Danamon. Kredit kepemilikan kendaraan bermotor meningkat 18% menjadi Rp 13,385 miliar didukung oleh pertumbuhan yang pesat dalam pembiayaan motor. Kredit ritel Danamon naik 41% menjadi Rp 4.710 miliar sejalan dengan meningkatnya kredit kepemilikan rumah, bisnis kartu kredit dan personal loans. Sementara itu, kredit UKM meningkat 7% menjadi Rp 8.951 miliar dan mewakili 17% dari total kredit Danamon. Segmen Komersial dan Korporasi juga mencatatkan pertumbuhan yang solid tahun lalu. Kredit Komersial dan Korporasi masing-masing meningkat 32% dan 25%. Pada akhir tahun 2007 lalu, kredit yang disalurkan ke sektor komersial mencapai Rp 7.286 miliar sementara kredit korporasi mencapai 7.625 miliar. Masing-masing segmen kredit ini mencakup 14% dari total kredit portofolio Danamon. "Berdasarkan jenis penggunaannya, 70% dari peningkatan kredit Danamon dapat dikategorikan sebagai kredit modal kerja dan kredit investasi," jelas Vera Eve Lim, CFO dan Direktur Danamon. Berdasarkan pengelompokan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan ke bidang perdagangan, restoran & hotel mencakup 28% dari total kredit; manufaktur umum sebesar 16%; pelayanan bisnis 9%; pengangkutan, pergudangan & komunikasi 2%; sementara 8% mencakup kredit yang disalurkan ke berbagai industri lainnya. "Gross NPL Danamon turun ke tingkat 2,3% dari 3,3% setahun yang lalu, sementara Net NPL kami tetap nol dengan rasio penyisihan terhadap NPL sebesar 161,2%, setelah memperhitungkan nilai agunan," kata Vera. Pada tingkat 19,3%, Rasio Kecukupan Modal (CAR) Danamon berada jauh di atas ketentuan yang berlaku. Untuk tahun buku 2007 lalu, Danamon melaporkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2.117 miliar, naik 60% dari laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 1.325 miliar. "Peningkatan ini banyak didorong oleh pertumbuhan yang kuat pada pendapatan operasional dan cost of credit yang lebih rendah. Net interest income kami meningkat 26% menjadi Rp 7.136 miliar sehubungan dengan pertumbuhan aktiva yang tinggi dan meningkatnya marjin," lanjut Vera. Pendapatan bunga naik 11% menjadi Rp 12.048 miliar seiring dengan earning asset yang tumbuh sebesar 7% menjadi Rp 78,6 triliun. "Pendapatan provisi dan komisi (fee income) kami juga meningkat 28% dan menyumbangkan 20% pendapatan operasional di tahun 2007. Hal ini tercapai dengan adanya kenaikan pendapatan yang terkait dengan kredit (credit related fees) dan penjualan produk-produk tresuri," kata Vera. "Pendapatan dari credit related fees ini naik 33% ke angka Rp 797 miliar didukung oleh pertumbuhan kredit dan peningkatan pendapatan sebesar 46% dari fee kartu kredit. Penjualan obligasi pemerintah mendukung naiknya pendapatan dari produk tresuri yang naik signifikan sebesar 117% menjadi Rp 362 miliar. Danamon melaporkan Basic Earning per Share (EPS) sebesar Rp 423,27, naik dari Rp 268,91 dari tahun sebelumnya, sementara ROAA mencapai 2,4% dan ROAE mencapai 22,9%, naik dari masing-masing 1,8% dan 15,6% pada akhir tahun 2006. Prospek tahun 2008: "Kami berpandangan bahwa perekonomian kita telah bergerak positif dan akan terus berjalan dengan arah yang positif pula, terlepas dari berbagai tantangan yang ada. Dengan demikian, kami berharap momentum baik yang kami miliki akan berlanjut sepanjang tahun ini," kata Sebastian. "Di tahun 2008 ini, Danamon akan menjalankan rencana pertumbuhan organiknya, yang mencakup peningkatan dan penguatan jaringan distribusi produk dan pelayanannya. Rencana kami termasuk pembukaan 78 kantor cabang konvensional dan perbankan ritel baru, serta 41 kantor cabang Adira untuk mendukung pertumbuhan kami diluar pulau Jawa dan Bali," jelasnya. Guna mendukung pertumbuhan pendanaan mikronya, akan dibuka pula 170 point of sales Danamon Simpan Pinjam (DSP). "Ekspansi usaha ini akan menciptakan lahan pekerjaan baru untuk sekitar 5.000 karyawan," lanjut Sebastian. Di sisi pendanaan, giro dan tabungan nasabah tumbuh masing-masing sebesar 26% dan 17% pada tahun 2007 dan secara kolektif keduanya mencakup 25% dari total pendanaan Danamon. Sementara itu, pendanaan terstruktur (structured funding) dan pendanaan jangka panjang mencakup 16% dari total pendanaan. Pendanaan jangka panjang yang dimiliki Danamon naik 22% menjadi Rp 11,5 triliun per Desember 31, 2007 setelah suksesnya penerbitan senior bonds sebesar Rp 1,5 triliun pada bulan Mei tahun lalu, yang merupakan bagian dari strategi Danamon untuk mengurangi kesenjangan jatuh tempo aktiva dan pasiva (asset-liability maturity mismatch), dan untuk memperluas sumber pendanaan. Mengenai Bank Danamon: PT Bank Danamon Indonesia Tbk. berdiri pada tahun 1956 dan per tanggal 31 Desember 2007 mengoperasikan sekitar 1.400 cabang termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP), Syariah dan cabang-cabang Adira Finance. Menyediakan akses bagi nasabahnya kepada lebih dari 14.000 jaringan ATM, termasuk melalui kerjasama dengan ATM Bersama dan ALTO, yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia, serta didukung oleh lebih dari 33.000 karyawan (termasuk anak perusahaan). Danamon adalah penerbit dan pengelola tunggal bisnis Kartu dan Merchant American Express(R) di Indonesia di bawah perjanjian operator independen yang memungkinkan Danamon untuk menerbitkan Kartu American Express kepada nasabah perorangan dan nasabah korporasi dan bertanggung jawab secara eksklusif atas penyediaan jasa kepada para merchant lokal yang menerima Kartu American Express di Indonesia. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira) adalah anak perusahaan Danamon yang bergerak dalam bidang pembiayaan kendaraan bermotor dengan jaringan kantor cabang di lebih dari 110 kota di Indonesia. Per tanggal 31 Desember 2007, Danamon dimiliki 68,05% oleh Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd., dan 31,95% oleh publik (kepemilikan kurang dari 5%). Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Zsa Zsa Yusharyahya, Head of Public AffairsTelephone (+6221)57991001-03 ext. 8301/8361/8323Mobile: (+62 81 1109369. Fax. (+6221) 57991161, public.affairs@danamon.co.id
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008